Rabu, 28 November 2018

THE WAY OF THE SHEPHERED "Prinsip Sang Gembala"

THE WAY OF THE SHEPHERED
Prinsip Sang Gembala
Laporan Baca: Yosafat B 

Dalam buku yang memiliki 116 halaman yang memuat tentang sebuah kisah antara murid dan guru yang salang becakap-cakap di kemas dalam narasi yang sangat sederhana, namun memberikan nilai yang mengesankan. Tidak hanya sekedar cerpen yang berakhir mengharuhkan tapi ini merupan kisah yang akan membawah kisah lainya untuk dapat memahami bagaimana seorang dan yang lain saling memerlukan.
Di kekristenan sendiri istilah gembala dan domba bukanlah sesuatu yang asing. Jika kita coba untuk menguraikan dari isi Alkitab maka kita akan menemukan tokoh Daud dalam PL yang sangat familiar dengan Mazmur 23 tentang bagaimana dia menempatkan Tuhan sebagai gembalanya melalui sebuah proses kehidupan dimana Daud adalah seorang gembala juga. Dalam PB kita akan menemukan Yesus sebagai pribadi yang  menganalogikan diriNya sebagai gembala dan Gereja sebagai dombaNya. Tapi pemahaman kita akan domba hanya seputaran hewan yang taat sehingga dalam ketdak tahuan secara lengkap tentang domba dan cara hidup domba maka ada banyak hal yang seolah olah tersembunyi yang tidak dipahami secara baik. Buku ini memberikan sebuah pencerahan sekalibus cara untuk melangkah dalam sebuah karya untuk menjadi pemimpin yang terpelajar dari sebuah filosofi gembala dan kawanan dombanya.
 “ supaya jadi pemimpin yang berhasil, kamu harus berinteraksi dengan mereka seperti gembala dengan domba”
“yang lebih penting lagi saya belajar bagaimana memimpin mereka sehingga mereka menurut”  
Pembelajaran awal dimana setiap orang atau khususnya pemimpin harus mengenal siapa saja yang di pimpin ini bersifat wajib karna akan menentukan langkah-langkah seterusnya dari sebuah proses kepemimpinan. Dengan konsep bahwa setiap orang yang kita pimpin adalah harta untuk kemaksimalan mencapai tujuan tercapai. Orang-orang tersebut bukan hanya sekedar manusia yang biasa, tetapi ada sebuah potensi besar dari keberadaan mereka yang dipimpin. Dengan cara melibatkan orang yang kita pimpin setiap hari.
SHAPE = Strenght, Heart, Attitude, Personality, Experience
5 ( lima ) bagian penting yang harus menjadi point penting untuk dapat kita lihat dari orang-orang yang kita pimpin dan penilaian itu hanya dapat kita lihat ketika kita dekat dengan yang kita pimpin
 “ waktu kamu jadi pemimpin ada saatnya dimana kamu harus menyakiti orang yang kamu pimpin. Akan ada teguran, evaluasi, dan saat dimana kamu membiarkan mereka pergi. Kamu tidak ingin melakukannya, tapi harus, karena kamu adalah gembala yang baik”
 Keberhasilan tidak hanya dicapai dengan hal-hal yang menyenangkan saja tetapi ada banayak hal yang berhubungan dengan kehidupan secara nyata yaitu yang melibatkan kehidupan kita dengan kelemahan dan kelebihan.  Untuk itu dalam mengarahkan sesuatu tentunya setiap hal yang sudah dikerjakan membutuhkan penilaian dan evaluasi karna itulah sebagai bentuk penyeimbang dalam rangka mencapai sesuatu. Pemimpin wajib memberi sebuah tanda kualitas kepada yang dipimpinya untuk mengidentifikasi diri mereka terhadap pemimpinnya. Meninggalkan tanda dalam bentuk nilai-nilai keteladanan yang dapat dilihat orang-orang yang kita pimpin. Memimpin tidak hanya secara professional tetapi juga personal.
Tidak gampang untuk membuat orang tertanam karna secara natural manusia memiliki rasa inggin mencoba sehingga dalam sebuah proses kepemimpinan ada kecenderungan menilai hasil kerja serta bagian yang menguntungkan. Ini adalah masalah untuk itu jangan biarkan masalah itu berkembang dengan memberikan rasa aman untuk setiap masalah tersebut diselesaikan. Dengan menenangkan orang yang kita pimpin.  
Dalam memahami kepemimpinan melalui filosofi gembala dan domba, Tongkat merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dengan memahami bahwa fungsi tongkat sebagai lambing tanggung jawab untuk mengarahkan orang-orang yang kita pimpin. Untuk membawa setiap orang yang kita pimpin kepada sebuah tujuan yang baik. Dan semua gembala pasti melakukannya dengan cara membawa domba kepada rumput yang hijau. Tentu dengan cara menngarahkan bawahan dalam bentuk bujukan bukan paksaan. Mintalah jangan memerintah. Selanjutnya memberikan arahan dengan berjalan didepan bawahan dan sembari menunjukan jalan kepada mereka. Selanjutnya tongkat berfungsi memberikan pertolongan jika setiap bawahan sudah mulai keluar dari tujuan maka petinglah seorang pemimpin memberikan suatu pertolongan untuk mengarakan bahkan membawa kepada tujuan yang semula. Selanjutnya sehebat apapun pemimpin  jika tidak dapat memberikan semangat kepada bawahan tidak akan dapat maksimal jika tanpa memberikan sebuah dorongan.
Tidak kalah penting selaintongkat adalah gada yang fungsinya adalah untuk melindungi domba dari predator. Yang artinya melindungi bawahan jika terjadi persoalan-persoalan yang sedang dan akan terjadi. Dan melindungi dari dirinya sendiri gada yang di maksudkan juga dalam bentuk disiplin. Yang dalam bentuk koreksi dan mengevaluasi kerja bawahan secara berkala.
Yang terakhir adalah :
Kepemimpinan adalah gaya hidup bukan tehnik yang dimaksudkan adalah prinsip hidup yang di hidupi jauh lebih berharga dari pada sekedar metode-metode yang di bangun karna berbicara tingkat keberhasilan adalah bicara sebuah harga yang di bayar dalam melayani semua untuk kemuliaan Tuhan yang paling esensi adalah memiliki hati gembala yang mau mengasihi dan memimpin. Tuhan Yesus memberkati 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar