Allah
Pemelihara Kehidupan
Teks : Keluaran
16:1-12
Keluaran 16:11-12 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Aku
telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada
waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan makan roti;
maka kamu akan mengetahui , bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”
Dari teks diatas dapat diketahui
bahwa terdapat kisah dimana bangsa Israel yang tidak lama setelah berhasil
keluar dari tanah Mesir, mereka bersungut-sungut kepada Harun dan Musa karena
mereka mengalami kelaparan. Hal yang menarik yang dapat diketahui adalah ketika
bangsa Israel ini membandingkan keadaan mereka yang masih berada di tanah Mesir
dengan keadaan mereka di padang gurun. Mereka menuntut adanya daging dan roti
bagi mereka untuk di makan seperti yang bangsa Israel dapatkan ketika masih di
tanah Mesir.
Sebelum kisah ini pun, jika
membaca Keluaran 15:22-27, kita dapat mengetahui kembali peristiwa
bersungut-sungutnya bangsa Israel kepada Musa karena mereka tidak mendapat air
yang bisa untuk di minum. Dan sekali lagi diceritakan kembali bagaimana Tuhan
menunjukkan kuasanya kepada Musa dengan melemparkan kayu ke dalam air sehingga
air yang tadinya pahit rasanya dapat diminum.
Dari dua kisah diatas, ada
persamaan yang dapat kita ambil, yaitu bahwa Tuhan adalah sosok yang memelihara
kehidupan. Ketika bangsa Israel haus, Allah memberikan mereka minum dan ketika
mereka lapar, Allah memberikan mereka makanan. Meskipun Allah telah memenuhi
kebutuhan makan dan minum mereka, hal yang sama yang dilakukan mereka terhadap
pemimpin mereka adalah tetap bersungut-sungut dengan keadaan yang mereka tidak
inginkan.
Kita dapat mengetahui bahwa Allah
yang dalam keadaan tahu bahwa bangsa Israel selalu bersungut-sungut akan
keadaan mereka selama di padang gurun, tetapi Allah tetap menunjukkan kasihnya
yaitu dengan memelihara kehidupan mereka. Kasih Tuhan yang ditujukan kepada
bangsa Israel adalah anugerah. Memang seperti itulah anugerah yang diberikan
Tuhan jika kita melihat keadaan bangsa Israel yang selalu di pelihara oleh
Tuhan, seperti tidak masuk di akal; bahwa, misalkan ada orang yang serba
kekurangan dan tiba-tiba diberikan pertolongan oleh seseorang sehingga segala
kebutuhannya terpenuhi tetapi orang yang di beri pertolongan itu tidak
memberikan rasa bahkan ucapan terima kasih kepada orang yang menolong. Bahkan
seterusnya meminta-minta kembali dengan mengeluh kepada orang yang menolong
tetapi tetap diberikan pertolongan dari yang menolong. Bukankah seperti itu
juga gambaran bangsa Israel kepada Tuhan ketika dipadang gurun mengalami lapar
dan haus ?
Inilah yang membedakan Allah yang
kita sebagai orang Kristen sembah dengan allah-allah lain dalam memelihara
kehidupan. Berbeda dengan allah-allah lain yang jika kita memohon pemeliharaan,
kita harus mengorbankan sesuatu untuk diberikan kepadanya dan itu menyulitkan
kita. Allah yang kita sembah memelihara kehidupan kita bukan karena layak
dipelihara tetapi karena kasih dan cinta-Nya yang besar kepada kita sehingga
apa yang kita butuhkan selalu dicukupkan oleh Allah tanpa kita memberikan
sesuatu balasan apapun kepada Allah, yang Allah mau dari kita adalah
mendengarkan suara TUHAN dan melakukan apa yang benar di mata-Nya (Kel 15:26).
Aplikasi :
Hendaknya kita ketika mengalami
keadaan-keadaan sulit dalam hidup, mau merendahkan hati kita untuk mendengarkan
apa yang Tuhan mau nyatakan. Janganlah terlalu sulit dalam hidup ini untuk
mengucap syukur buat apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Sadarilah
Allah telah memelihara kehidupan kita, kiranya janganlah kita melupakan ribuan
belas kasihan Tuhan dengan satu dua kekurangan sepele saja dalam hidup. Allah
yang adalah pemelihara umat-Nya mengajarkan kita untuk dapat selalu mengucap
syukur dalam segala hal meski hidup seperti di padang gurun.
Ayat Emas ;
Dan
segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah
semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada
Allah, Bapa kita.
(Kolose
3:17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar