Rabu, 28 November 2018

RANGKUMAN BUKU - "CARA MEMPERSIAPKAN KHOTBAH" - JAMES BRAGA

RANGKUMAN BUKU "Cara Mempersiapkan Khotbah
Penulis Buku: James Braga


Orang-orang percaya hendak bertumbuh dan berkembang menjadi orang Kristen yang matang dan berfungsi secara efektif, maka sangatlah penting para pendeta, guru, dan pemimpin lain dalam gereja menyediakan “air susu yang murni” dari Firman Allah melalui pemberitaan yang berpusat pada alkitab dan yang diambil dari dalamnya sebagai makanan jemaat.

Nah ketika saya masuk ke dalam bagian pertama buku ini, saya menemukan 3 jenis khotbah diantaranya;
1. Khotbah Topik
2. Khotbah Tekstual
3. Khotbah Ekspositori

            Yang pertama di bahas yaitu Khotbah Topik

1. Khotbah Topik

            Khotbah topik adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diambil dari topiknya atau pokoknya, lepas dari teks. Khotbah topik mulai dengan satu topik atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri dari ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu. Khotbah topik itu tidak memerlukan suatu teks sebagai dasar pemberitaannya. Maksud nya bukan tidak berarti bahwa pemberitaannya tidak Alkitabiah, tetapi hannya menunjukkan bawa ayat Firman Tuhan bukanlah sumber khotbah topik.
            Khotbah topik memiliki suatu ide pokok, dengan katalain ini hannya menguraikan suatu tema yaitu alasan-alasan bagi doa yang tak terjawab. Agar sesuai dengan definisi khotbah topik, kita harus mengambil bagian-bagian utama kerangka itu dari pokoknya. Artinya bahwa kita harus membtasi seluruh kerangka itu pada ide satu-satunya yang terdapat dalam pokok.


Macam-macam Pokok

            Kitab suci membicarakan setiap fase yang dapat dipikirkan dalam hidup dan kegiatan manusia. Di Alkitab juga tertimbun persediaan pokok-pokok yang tak akan habis-habisnya. Dengan menggali Firman Allah secara terus-menerus dan tekum, hamba Tuhan akan memperkaya jiwanya sendiri dengan emas mulia kebenaran ilahi.
            Dari perbendaharaan kitab suci yang sangat luas, kita jumpai tema-tema seperti ini: pengaruh-pengaruh untuk kebaikan, hal-hal kecil yang dipakai Allah, perbuatan-perbuatan bodoh umat Allah, berkat-berkat yang dating dari penderitaan, akibat-akibat ketidakpercayaan, kemutlakkan ilahi yang membentuk watak, perintah-perintah Kristus, kesukan-kesukaan orang Kristen, kebohongan-kebohongan Iblis, kemenangan-kemenangan Salib, persoalan-persoalan yang membingungkan kita, kemuliaan Surga, jangkar-jangkar jiwa, penawar untuk penyakit rohani, kekayaan orang Kristen, Konsepsi Alkitabiah tentang pendidikan anak, dan dimensi-dimensi pelayanan.
            Jika kerangka-kerangka ini diperhatikan, maka tampaklah bahwa setiap kerangka tidak saja mempunyai satu tema atau pokok, tetapi juga mempunya satu judul yang berbeda dengan pokok itu. Topik dan tema adalah kata-kata yang searti. Dilain pihak, judul itu adalah nama yang diberikan kepada khotbah, yang dinyatakan secara menarik.

Pemilihan Topik
Jika kita ingin tahu pokok apa yang harus dipilih, kita harus mencari pimpinan Tuhan. Pimpinan ini akan kita dapat sewaktu kita mengambil waktu untuk berdoa dan bermeditasi akan Firman Allah. Kondisi-kondisi tertentu di suatu jemaat dapat menunjukkan keperluan atau keinginan dalam pemilihan topik yang cocok dengan keadilan.
            Walaupun khotbah topik tidak didasarkan langsung pada teks tetapi satu ayat Alkitab bisa menjadi titik tolak untuk menyusun kerangka topik.
Prinsip-prinsip dasar untuk Persiapan Kerangka Khotbah Topik
1. Bagian-bagian utama harus menurut susunan logika atau kronologi.
            Berusaha mengembangkan kerangka dalam bentuk yang bertahap-tahap secara logika atau kronologi.
            Contoh:
Judul:  Layak disembah
Pokok: Kebenaran-kebenaran penting mengenai Yesus
    I      : Ialah Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, Matius 1:23.
   II      : Ialah Juruselamat manusia, I Timotius 1:15.
   III     : Ialah Raja yang akan datang, Wahyu 11:15.
Kerangka ini disusun secara kronologi. Yesus Kristus, Anak Allah, pertama-tama menjelma menjadi manusia, kemudia Ia disalib dan memberikan nyawa-Nya untuk menjadi Juruselamat, dan sekali waktu ia akan datang untuk memerintah sebagai Raja atas segala Raja dan Tuhan atas segala tuan.
2. bagian-bagian utama boleh merupakan analisa pokok itu.
            Harus diperinci dalam bagian-bagian komponen. Setiap kerangka hendaknya menambah pada kelengkapan diskusi pokok itu.
3. bagian-bagian utama dapat mengemukakan berbagai bukti mengenai pokok itu.
            Setiap bagian utama pada kerangka dapat menguatkan pokok artinya setiap pernyataan dalam bagian-bagian utama itu menunjukkan keuntungan mengetahui Firman Allah.
4. Bagian-bagian utama boleh menguraikan pokok dengan jalan perbandingan atau pertentangan.
            Contohnya Kesaksian yang Efektif
Pokok: Suatu perbandingan antara kesaksian orang percaya dan garam. ( Kolose 4:6; 1 Tesalonika 4:4 ; Matius 5:13 ; 1 Petrus 2:12)
5. Bagian-bagian utama dapat dinyatakan dengan kata atau ungkapan  Alkitab tertentu yang sepanjang kerangka itu.
6. Bagian-bagian utama dapat ditunjang oleh kata atau ungkapan Alkitab yang identik.
7. Bagian-bagian utama bisa juga terdiri atas penyelidikan kata dengan menunjukkan aneka arti sebuah kata atau kata-kata tertentu dalam Alkitab.
8. Bagian-bagian utama seharusnya tidak ditopang dengan ayat-ayat bukti yang tafsirannya tidak sesuai dengan konteksnya.
Khotbah-khotbah Doktrin
Doktrin yang dipilih menjadi pokoknya. Sebagai contoh nya, kita dapat memilih arti penebusan sebagai tema, dan memilih beberapa nas penting di Alkitab untuk dijadikan dasar kerangka, dengan memperhatikan semua ayat yang berhubungan dengan doktrin itu. Kita membandingkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan penemuan kita dan dengan demikian bisa mendapat dasar Alkitabiah yang benar bagi kesimpulan-kesimpulan kita.
Rangkaian Khotbah Topik

“Gambaran Manusia Sempurna” dapat menjadi Judul rangkaian khotbah-khotbah berikut ini:
“Kasih Yesus”            “Wajah Yesus”            “Tangan Yesus”                      “Air Mata Yesus”                               “Salib Yesus”              “Nama Yesus”

Contoh kerangka lain dalam bagian untuk memperkenalkan jemaatnya dengan ajaran-ajaran sesat yang beredar pada masa kini.
“Penipuan ajaran Saksi Yehova”
“Penipuan Ajaran Mormon”
“Penipuan Ajaran Christian Science”
“Penipuan Ajaran Advent Hari Ketujuh”
“Penipuan ajaran Unity”
“Penipuan Ajaran Spiritisme”
dan masih banyak lagi rangkaian khotbah yang dapat kita temukan dalam proses penggalian Alkitab.

Dua hal yang perlu di ingat adalah;
1. Rangkaian itu harus singkat.
2. rangkaian itu harus menunjukkan adalanya urutan atau kemajuan yang bertahap.
Apabila khotbah-khotbah yang saling berhubungan diatur serampangan saja, maka biasanya rangkaian ini tidak seefektif dengan khotbah-khotbah yang direncanakan dengan seksama.

Kesimpulan yang didapat pada bab ini

Pengembangan kerangka khotbah topik yang lengkap harus menunggu petunjuk-petunjuk selanjutnya, tetapi jika pengkotbah telah mengikuti penjelasan pada bab ini, maka dengan menerapkan dengan saksama prinsip-prinsip yang terdapat di sini, ia bisa belajar mempersiapkan kerangka dasar bagi khotbah topik Alkitabiah.








2. Khotbah Tekstual

Definisi
Kalau di Khotbah Topik kita mulai dengan TEMA, tetapi dalam khotbah tekstual kita mulai dengan TEKS.

Khotbah Tekstual adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya diperoleh dari suatu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai suatu garis saran dan teks yang memberikan tema khotbah itu.
Maka jelas bahwa dalam khotbah tekstual garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu sendiri. Teks dapat saja terdiri dari hannya satu barus dari suatu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat.
Akan tetapi untuk tujuan kita, teks untuk kerangka tekstual akan dibatasi maksimum tiga ayat.
Dalam Point ke dua ini menyatakan bahwa “teks memberikan tema Khotbah”. Berbeda dengan khotbah topik, dimana kita mulai dengan tema atau topik, nah sekarang kita mulai dengan teks yang akan menunjukkan ide utama khotbah itu.

Contoh-contoh Kerangka Khotbah Tekstual.
Contohnya dapat diambil dalam kitab Ezra 7:10
Maka kita dapat menemukan kerangka sebagai berikut
I.   Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah, “Ezra telah bertekad untuk meneliti
     Taurat Tuhan.”
II.  Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Tuhan, “dan melakukannya”
III. Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan
      peraturan diantara orang Israel.”
Maka dapat dijelaskan sebagai berikut
Bagian utama pertama dalam kerangka, “hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah. Memberi saran apa yang akan dikatakan sehubungan dengan teks
1. Ditengah-tengah istana kafir.
2. Dengan cara yang teliti.

Bagian utama kedua kerangka mengenai Ezra 7:10 berbunyi “hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Tuhan.” Sesuai dengan khotbah tekstual bagian uama kedua ini sekarang menjadi garis saran yang menunjukkan apa yang harus dibicarakan dibawah kepala bagian ini. Kita harus membicarakan ketaatan Ezra kepada Firman Allah.
1. Memberikan ketaatan yang rela
2. Memberikan ketaatan yang sempurna
3. Memberikan ketaatan tanpa putus-putusnya.

Lalu pada bagian utama ketiga, yang berbunyi, “Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Tuhan,” dapat dikembangkan bagian-bagian tambahan seperti
1. Dengan kejelasan
2. Kepada umat Allah

sehingga dari kerangka tersebut kita dapat membuat tema khotbah tekstual dari kitab Ezra 7:10
            Judul: “Mendahulukan hal-hal Utama”
            Pokok: Ketetapan hati Ezra
               I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah.
                        1. Ditengah-tengah istana kafir
                        2. dengan cara yang teliti
               II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Allah.
                        1. Memberikan ketaatan yang rela.
                        2. Memberikan ketaatan yang sempurna.
                        3. Memberikan ketaatan tanpa putus-putusnya.
               III. Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah
                        1. Dengan kejelasan
                        2. Kepada umat Allah.


Prinsip-prinsip Dasar Persiapan Kerangka Tekstual

·      Kerangka tekstual harus berpusat pada satu pikiran utama dalam teks dan bagian-bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya mengembangkan atau memperluas tema yang satu itu.
·      Bagian-bagian utama dapat terdiri atas kebenaran-kebenaran atau prinsip-prinsip yang disarankan oleh teks.
·      Didalam satu teks mungkin bisa ditemukan lebih dari satu tema atau pikirannya yang menonjol, tergantung dari segi pandangan kita terhadap teks itu. Namun demikian, hanya satu pokok yang harus dikembangkan dalam satu kerangka.
·      Bagian-bagian utama harus disusun dalam urutan logika atau kronologi
·      Kata-kata dalam teks boleh menjadi bagian-bagian utama kerangka, asalkan bagian-bagian ini berkumpul keliling satu tema utama.
·      Konteks dari teks harus diselidiki dengan seksama dan dihubungkan dengan teks.
·      Beberapa teks berisi perbandingan atau pertentangan yang dapat digarap dengan baik sekali dengan menunjukkan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan yang disengaja.
·      Dua atau tiga ayat, yang diambil dari bagian-bagian Alkitab yang berbeda-beda, dapat disatukan dan digarap seperti satu teks.


RANGKAIAN KHOTBAH TEKSTUAL
              Khotbah tekstual dengan mudah dapat diatur dalam suatu rangkain, karena kita dapat memilih pokok yang umum dan memilih beberapa teks yang berhubungan dengannya. Pada waktu kita memperhatikan pertanyaan-paertanyaan mengenai Kristus yang dibuat oleh musuh-musuhNya sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab injil. Dan tentunya seorang pendeta harus mengenal dengan baik “Tujuh Ucapan Terakhir” yaitu pernyataan Yesus sewaktu Ia di kayu salib, karena sangat penting bagi kita untuk memiliki dua atau tiga khotbah tentang pernyataan-pernyataan tersebut. Dalam khotbah tentunya juga mempunyai susunan suatu rangkaian memberikan kesinambungan pikiran kepada khotbah-khotbah seorang pendeta dan mungkin sekali banyak menarik perhatian jika khotbah-khotbah itu diatur dan dikembangkan.


KESIMPULAN
              Yang perlu diperhatikan adalah bahwa para pembaca akan membaca dan melihat defenisi kerangka khotbah tekstual, maka untuk itu semua bagian utamanya perlu diambil dari teksnya sendiri sedangkan bagian-bagian tambahan tidak perlu diambil langsung dari teks tetapi beroleh berdasarkan ayat-ayat lain Alkitab.
              Kesulitan bisa saja terjadi karena perumusan kerangka khotbah tekstual seringkali meminta penyelidikan seksama tentang bagian-bagian yang terdapat dalam teks. Tetapi ada juga keuntungan dalam penyusunan membuat khotbah tekstual adalah, sewakti ia berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas nya dan terampil membuat kerangka yang agaknya tersembunyi dalam teks, dan juga pada waktu ia menyampaikan khotbahnya ia akan lebih mengenal bagian-bagian yang indah dalam Firman Allah. Serta ia akan melihat orang-orang yang mendambakan hal-hal rohani merasa senang untuk menerima makanan rohani yang disediakan oleh satu ayat Alkitab saja. 


3 à KHOTBAH EKSPOSITORI

              Khotbah ekspositori adalah bentuk amanat mimbar yang paling efektif dari semua jenis khotbah. Dan khotbah ini tentunya menghasilkan jemaat yang paham akan ajaran Alkitab. Tentunya khotbah ini suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema atau pokok.
              Bagian terbesar materi khotbah diambil langsung dari nats Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama. Definisi ini juga menyatakan bahwa bagian terbesar materi khotbah diambil langsung dari Alkitab tersebut. Dalam penguraian ini kita bertugas untuk memaparkan arti atau menjelaskan Firman Allah. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa tujuan penjelasan suatu nats Alkitab haruslah menghubungkan kebenaran itu dengan situasi masa kini.

Perbedaan antara Khotbah Tekstual dan Khotbah Ekspositori
              Dalam khotbah ekspositori, teks nya mungkin pendek atau panjang, kadang-kadang mencakup seluruh pasal bahkan bisa juga lebih dari itu, dengan bagian-bagiannya diambil dari bagian nats Alkitab itu.juga tebntunya dalam khotbah tekstual, bagian-bagian yang diambil dari teks dipakai sebagai garis saran.
              Yang berarti bagian-bagian itu menunjukkan jalan pikiran yang akan diikuti pengkhotbah. Pengkhotbah diizinkan untuk mengambil bagian-bagian tambahan atau ide-ide untuk mengembangkan kerangka dari bagian-bagian lain Alkitab yang sesuai dengan pengembangan logis pikiran-pikiran yang terdapat dalam bagian-bagian utama. Dan sebaliknya khotbah ekspositori mangharuskan penyusunan khotbah untuk mengambil semua bagian tambahan, maupun bagian-bagian utama dari unit Alkitab yang hendak diuraikan.

CONTOH KERANGKA KHOTBAH EKSPOSITORI
              Contoh yang akan digunakan adalah efesus 6:10-18. Satu penyelidikan singkat tentang Efesus 6:10-18 akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Paulus sedang berbicara tentang perang rohani orang percaya dan hendak memperkenalkan dua dengan berbagai hal yang berhubungan dengan konflik itu sehingga orang percaya akan menjadi pejuang yang berhasil. Bila kita membuat pendekatan pada kedua unit ekspositori tersebut yaitu dalam ayat 14-17, tentunya kita akan melihat bahwa perlengkapan orang Kristen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang pertama adalah perlengkapan defensive dan terakhir pada daftar, ada pedang roh, adalah perlengkapan ofensif.
              Dan bagian yang terakhir dalam ayat 18 dapat juga dibagi menjadi dua bagian. Perhatian yang seksama pada bagian pertama ayat itu akan menyatakan bahwa kehidupan doa orang Kristen harus dengan tekun dan bagian kedua dari ayat itu menujukkan bahwa kehidupan doanya harus meliputi doa orang lain. Dan setelah kita membuat pengamatan ini, kita sekarang siap untuk menyusun kerangka itu selengkapnya dengan semua bagian tambahan maupun bagian-bagian utama yang diambil dari ayat-ayat Alkitab yang sama. Sejalan dengan bagian Alkitab yang akan diuraikan, kita juga memilih sebagai judul kerangka kita, “pertarungan Iman yang Baik”

SUSUNAN TEKNIS SUATU BAGIAN ALKITAB
                   Kita temukan bahwa banyak orang yang mempelajari ALkitab telah mendapat manfaat ketika mempersiapkan suatu susunan teknis secara bagian Alkitab hanya menemukan strukturnya. Kita harus membedakan antara induk kalimat dan anak kalimat dengan menulisnya agak masuk ke kanan. Dan kita harus mementingkan kata kerja utama, kata-kata atau ide yang penting, termasuk juga kata-kata penghubung.
BENTUK-BENTUK URAIAN YANG SALAH YANG DENGAN SALAH DIANGGAP SEBAGAI KHOTBAH EKSPOSITORI
1.     Uraian Alkitabiah
Uraian Alkitabiah adalah suatu uraian yang terus menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek, yang diterangkan dengan diterapkan ayat demi ayat, atau ungkapan demi ungkapan.


2.     Ceramah exegetic 
Ceramah exegetic adalah uraian yang panjang lebar tentang arti sebuah teks, dengan atau tanpa susunan logis atau penerapan praktis. Exegetic menarik keluar arti yang tersembunyi dalam sebuah teks; eksposisi memaparkan arti itu dalam susunan yang tepat dan efektif. Dengan demikian, walaupun khotbah mereka terdiri atas khotbah-khotbah singkat yang terputus-putus, namun membawa berkat besar kepada umat Allah.

PRINSIP-PRINSIP DASAR PERSIAPAN KERANGKA KHOTBAH EKSPOSITORI
1.     Setiap bagian Alkitab yang diselidiki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya dimengerti dan pokoknya dapat diketahui.
2.     Kata-kata atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk atau membentuk bagian-bagian utama dalam kerangka khotbah.
3.     Kerangka yang diambil dari unit ekspositori dapat menurut susunan yang berbeda dari susunan yang ada dalam teks.
4.     Kebenaran-kebenaran penting yang dikemukakan dalam teks dapat membentuk bagian-bagian utama kerangka khotbah
5.     Dua atau tiga nats yang pendek dari berbagai bagian Alkitab dapat disatukan untuk menjadi dasar suatu kerangka ekspositori.
6.     Dengan menggunakan metode pendekatan berganda, kita dapat menguraikan nas alkitab dengan berbagai cara sehingga memperoleh dua atau lebih kerangka yang berlainan sama sekali tentang satu bagian yang sama.
7.     Harus memperhatikan konteks unit ekspositori
8.     Sedapat mungkin periksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan nats tersebut.
9.     Seluk beluk teks Alkitab harus digarap dan di analisis dengan semestinya, tetapi tidak perlu secara tuntas.
10.  Kebenaran-kebenaran yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan keadaan sekarang.






Kesalahan kesalahan Umum calon ekspositor
                   Untuk mendapatkan kemampuan menafsirkan Alkitab dengan sebenarnya dan belajar apa yang harus dimasukkan dan yang harus disisihkan dalam eksposisi suatu nats, diperlukan banyak waktu dan segunung usaha. Beberapa orang mendapat kesulitan dalam eksposisi karena dalam proses exegesis mereka terlalu asyik dengan segunung seluk-beluk sehingga tidak dapat melihat berita utama yang muncul dari teks.
                   Orang lain melupakan prinsip bahwa penafsiran merupakan hal pokok dalam khotbah ekspositori. sebab itu mereka menghabiskan waktu terbanyak pada penerapan bukan pada penjelasan, serta tidak mengisyafi bahwa Roh Kudus akan menerapkan Firman Allah pada hati orang apabila Firman itu diberitakan dengan sederhana dan jelas.
                   Kesalahan yang umum adalah dipihak para calon-calon ekspositor, yaitu mereka yang membiarkan dirinya menyimpang dari nats yang harus diuraikan dan mengembara beberapa waktu sebelum kembali lagi kepada teksnya. Dan kalau adapun kesalahan yang paling hebat adalah gagal dalam menafsirkan nats Alkitab dengan tepat.

VARIASI DALAM KHOTBAH EKSPOSITORI
                   Unit ekspositori dapat mencakup doktrin jikalau teksnya berbicara tentang beberapa asas iman Kristen.b bisa juga bersifat ibadah kalau berisi ajaran tentang hidup lebih dekat dengan Allah. Dapat juga menyangkut etika karena banyak materi dalam Alkitab berkenaan dengan akhlak.
                   Disisi lain dapat juga bersifat nubuat atau bersifat perlambang, artinya dengan lambangnya di jelaskan oleh bentuk aslinya.   Banyak pasal atau bagian-bagian Alkitab begitu kaya dan penuh dengan penuh aneka macam bahan sehingga beberapa hal yang disebut diatas dapat ditemukan dalam satu nats. Pengkhotbah akan mengingat bahwa sesuai dengan defenisinya, khotbah ekspositori didasarkan pada “bagian Alkitab yang panjang atau pendek.

                                    RANGKAIAN KHOTBAH-KHOTBAH EKSPOSITORI
                   Metode ekspositori sangat cocok untuk pengembangan suatu rangkaian khotbah-khotbah ekspositori. Jika sesorang pendeta dengan ketrampilannya membawakan satu rangkaian khotbah ekspositori, ia telah mencapai tingkat yang paling tinggi dalam pelayanan mengajar Firman Allah kepada umatNya.
                   Bila akan menyampaikan rangkaian khotbah khotbah tentang satu buku, ada baiknya bila khotbah yang pertama memberikan pandangan umum mengenai buku itu. Namun sebaiknya pengkhotbah jangan berusaha menyampaikan serangkaian khotbah tentang satu buku dalam Alkitab, kecuali ia sudah memahaminya betul-betul dan dapat memikirkan dalam-dalam isinya dari pasal pertama sampai terakhir. 


Kesimpulan
                   Dari kesimpulan yang diuraikan kita dapat diberarkan bila mengatakan bahwa metode ekspositori dari satu segi adalah cara yang paling sederhana dalam berkhotbah. Hal ini disebabkan oleh semua bahan untuk khotbah ekspositori sudah ada dalam nats yang akan diuraikan.  Keuntungan yang penting dalam khotbah ekspositori ini adalah pengkotbah lebih menginsyafi dengan bertambahnya pengalaman bahwa khotbah ekspositori  akan memberikan kesempatan berulang-ulang untuk menguraikan nats-nats Alkitab yang mungkin tak akan disebutnya selama-lamanya. 


IV àSTRUKTUR HOMILETIKA
Pentingnya struktur homiletika
                   Agar memperoleh dampak yang signifikan khotbah harus bebas dari ketidakjelasan dan tida berisi materi tambahan yang tidak ada hubungan dengan tema utama. Dengan kata lain khotbah itu harus disusun sedemikian rupa sehingga tanpa mengalami kesulitan dan pendengar sanggup memahami inti khotbah maupun berbagai hal yang membentuk khotbah tertentu.
                   Bagaimanapun juga imbalan atas usaha sedemikian akan lebih berharga dari waktu dan kegiatan yang terpakai, karena jikalau pengkhotbah telah memahami dan menguasai dengan baik prinsip-prinsip pembuatan khotbah ia sudah maju jauh dalam perkembangannya yaitu menjadi penyusun khotbah.


POLA KERANGKA KHOTBAH

                   Yang menjadi tujuan dari pembuatan pola ini adalah agar kerangka khotbah yang kita sampaikan itu jelas, dan kerangka yang jelas merupakan salah satu pertolongan yang besar bagi permbicaranya. Bagian-bagian utamanya dan bagian tambahan alangkah baik nya diberi angka Romawi dan angka biasa, bukan huruf-huruf atau abjad.
                   Guna hal ini dilakukan adalah apabila dalam penguraian itu pengkhotbah harus membicarakan satu tema yang mengahruskan dia menyebutkan satu persatu bagian-bagian utamanya atau bagian-bagian tambahannya.

KERINGKASAN DALAM MEMBUAT KERANGKA KHOTBAH

                   Yang dinamakan kerangka yaitu haruslah singkat, pendahuluan dan kesimpulan, maupun bagian-bagian utamanya, harus diungkapkan dengan beberapa kata saja yang sesuai dengan pemahaman yang memadai. Yang artinya kita harus berusaha memampatkan alinea-alinea yang panjang dan lebar yagn menajdi pernyataan singkat dan sedapat mungkin memakai singkatan-singkatan mengganit kata-kata lengkapnya.

MENYIMPANG DARI PRINSIP-PRINSIP HOMILETIKA

                   Yang perlu kita ketahui adalah bahwa Tuhan dan kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh peraturan-peraturan berpidato homiletika. Tetapi hal yang mungkin terjadi adalah kita mendapat suatu berita dari Firman Allah tanpa adanya rencana atau kesatuan pikiran yang nyata.
                   Jadi pengkhotah tidak perlu merasa bahwa ia harus selalu terikat pada prinsip-prinsip homiletika. Sewaktu pengalamannya dalam berkhotbah bertambah banyak, dan pada saat-saat tertentu ia akan merasa bahwa sebaiknya ia menyimpang dari peraturan-peraturan yang telah dipelajarinya.



Bab 5 àJUDUL

Defenisi Judul
                   Pada permulaan kita perlu mendapat pengertian yang jelas mengenai arti pokok, topic, tema dan judul. Beberapa penulis homiletika membedakan antara pokok, topic dan tema. Jadi pokok itu boleh luas, dan juga bisa dipersempit pada bidang yang terbatas untuk pembicaraan. Dan bagaimanapun juga, judul mengungkapkan hal khusus yang akan disajikan dalam khotbah, yang dinyatakan dengan menarik sebagai reklame untuk khotbah.

                   Dan judul adalah penghias pokok. Dan ada kalanya tema dan judul tepat sama, teristimewa jika tema atau topic itu sendiri cukup menarik dan cocok sebagai judul khotbah. Sebaiknya pemberian judul yang pantas meminta pikiran yang seksama dan pengungkapan yang mahir.

PRINSIP-PRINSIP PERSIAPAN JUDUL KHOTBAH
·      Judul harus berhubungan dengan teks atau cerita
·      Judulnya harus menarik
·      Judul harus sesuai dengan martabat mimbar
·      Pada umumnya judul harus singkat’
·      Judul boleh diungkapkan dalam bentuk penegasan, pertanyaan, atau seruan
·      Judul kadang-kadang boleh diutarakan dalam bentuk pokok yang majemuk
·      Judul mungkin terdiri atas kutipan singkat sebuah nats Alkitab





PENDAHULUAN
DEFINISI PENDAHULUAN
                   Pendahuluan adalah proses dimana pengkotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan mendapatkan perhatian agar pendengar terhadap berita yang hendak diwartakannya. Untuk itu pendahuluan adalah bagian penting dari dalam khotbah, dan keberhasilan seluruh khotbah seringkali bergantung pada kemampuan pendeta untuk memperoleh dukungan para pendengarnya pada permulaan uraiannya.

MAKSUD TUJUAN PENDAHULUAN
·      Untuk mendapatkan kemauan baik para pendengar
Sebenarnya dalam jemaat yang biasa mungkin sekali satu orang atau lebih yang, karena satu dan lain hal, tidak menaruh simpati kepada pengkhotbah atau kepada khotbah yang hendak disampaikannya. Bagaimanapun juga, factor utama dalam mendapatkan kemauan baik jemaat adalah diri pengkotbah sendiri.
·      Untuk membangkitkan nilai terhadap temanya
Maksud tujuan pendahuluan ialah mengunggah perhatian jemaat dan menantang pemikiran mereka sedemikian rupa sehingga mereka menaruh perhatian yang hidup terhadap pokok khotbah.

PRINSIP-PRINSIP BAGI PERSIAPAN PENDAHULUAN
·      Pada umumnya pendahuluan harus singkat
·      Pendahuluan itu harus menarik
·      Pendahuluan harus menuntun kepada gagasan yang terkemuka atau tujuan utama khotbah
·      Pendahuluan harus ditulis dalam kerangka dengan beberapa kalimat atau ungkapan singkat, dengan tiap ide berikutnya pada garis yang baru

PROPOSISI
                   Proposisi adalah suatu pernyataan sederhana mengenai pokok yang dikemukakan pengkhotbah untuk didiskusikan, diperluas, dan dibuktikan, ataupun dibuktikan dalam khotbahnya. Dengan kata lain, proposisi adalah suatu pernyataan mengenai pelajaran rohani utama khotbah atau kebenaran kekal dalam khotbah yang dipersingkat menjadi satu kalimat pernyataan. Dan tentunya proposisi juga terdiri dari sebuah pernyataan deklaratif yang jelas tentang kebenaran dasar yang tetap sepanjang zaman dan dapat diterapkan secara universal. 

PENTINGNYA PREPOSISI
·      proposisi adalah dasar seluruh struktur khotbah
                   Bila proposisi dirumuskan dengan benar, maka hal itu akan menolong pengkhotbah untuk mengatur materinya sekitar ide utama yang direncanakannya. Pada waktu penyusun khotbah meneruskan kebenaran utama yang satu ini dalam khotbahnya, hal ini juga akan menolong dia mengenal apa yang tepat dan apa yang harus dikeluarkan dari khotbah itu. Tetapi bila proposisi tidak dirumuskan dengan benar, maka seluruh struktur pikiran menjadi lemah dan tidak teratur.
·      Proposisi menunjukkan dengan jelas arah khotbah kepada jemaat
Proposi yang benar bukan saja berguna bagi pengkhotbah, tetapi juga bagi jemaat. Dan dilain pihak, jika ada permulaan pengkhotbah dapat menyatakan dengan jelas arah yang hendak diambilnya, maka ia memungkinkan pendengarnya mengikutinya berita degan pengertian yang mudah dipahami.
PROSES PENGEMBANGAN PROPOSISI
·      Penelitian exegetika lengkap dengan nats
Menjelaskan dalam Bab 2 dan 3 bahwa penyelidikan seksama akan teks tak dapat dihindarkan bila hendak memahami arti sebenarnya (exegesis) yang merupakan syarat multak untuk penafsiran bagi Firman Allah.
·      Perumusan ide exegetika dalam nats
Menemukan ide utama dalam nas Alkitab. Penggunaan kata anya yang lazim, seperti siapa, apa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan dimana terhadap isi nas, banyak sekali menolong penyusun khotbah untuk menentukan pokok. Contoh nya di Markus 16:1-4. Kita bertanya “Nas ini berbicara kepada siapa? Adakah Nas ini berpusat pada rempah-rempah atau batu aaukah ada Hubungan dengan persoalan yang dibicarakan wanita-wanita itu?” pemikiran selanjutnya adalah menunjukkan bahwa unsur pokok dalam cerita ini adalah “wanita-wanita yang datang ke kubur untuk meminyaki tubuh Yesus” demikianlah kita akan menemukan nats tersebut.
Contoh kedua dapat kita pakai di Galatia 3:13. Kita dapat pokok inti pembahasannya adalah apa yang dibicarakan ayat ini adalah penebusan dari kutuk hokum Taurat. Apa yang dikatakan Galatia 3:13 mengenai penebusan kita dari kutuk hukum taurat, ialah bahwa itu dilaksanakan oleh Kristus yang menanggung kutuk ganti kita sewaktu Ia tergantung di salib.
·      Penemuan suatu satu kebenaran utama yang disarankan nats
Ide exegetika biasanya berbeda dengan proposisi atau ide homiletika. Ide exegetika itu tidak terdiri atas suatu kebenaran dasar, maka hamba Allah harus bertanya pada dirinya, “Apa yang dikataan oleh teks ini kepada saya?” atau “apakah kebenaran kekal dan utama yang hendak diajarkan nas ini?”. Pada tahap ini orang yang menggali Firman Allah merasa bagaimana pentingnya bersandar pada Roh Allah untuk menerangkan kepadanya pelajaran rohani tertentu yang dikehendaki Tuhan bagi jemaat-Nya dari teks Firman Tuhan.
       Contoh ide exegetika;
Ezra 7:10 “Ezra menetapkan hatinya agar menjadi orang yang dipakai Allah di Israel.” Kebenaran kekalnya dapat dirumuskan “ Allah memakai orang yang mendahulukan hal-hal yang utama.”
·      Pernyataan proposisi dalam bentuk kalimat yang ringkas dan tegas.
         Proposisi juga dapat mendesak pengkotbah atau menyusun kembali seluruh rencana khotbahnya agar dapat mengembangkan dengan sbenarnya prinsip penting yang satu itu kepada jemaat.
PRINSIP-PRINSIP PERUMUSAN PROPOSISI
·      Proposisi haruslah suatu pernyataan yang mengungkapkan satu ide utama atau ide penting dari khotbah dalam satu kalimat sempurna
       Jika dirumuskan dengan benar, proposisi akan menlancarkan kesatuan susunan struktur pikiran dalam khotbah. Jika lebih dari satu ide diperkenalkan dalam proposisi, maka kesatuan seluruh susunan akan rusak. Itulah mengapa sebuah ide pentig dari khotbah dapat dinyatakan dalam satu pikiran lengkap, ide itu harus dinyatakan dalam satu kalimat sempurna.
·      Proposisi haruslah suatu kalimat yang menyatakan sesuatu
       Suatu tesis atau kaliamt pokok, haruslah suatu pernyataan yang positif dan tegas, bukanlah pernyataan yang negatif.
·      Proposisi haruslah satu kebenaran kekal yang biasanya dinyatakan dalam kalimat pernyataan bentuk sekarang
       Proposisi adalah suatu prinsip atau kebenaran yang selalu berlaku dan umum, dan merupakan norma untuk tingkah laku dan hidup, maka itu proposisi sesuai dengan ajaran Alkitab.


·      Proposisi harus dinyatakan dengan sederhana dan jelas
Jangan sekali-kali ada kekaburan dalam pernyataan kalimat pokok. Meski ide homiletika harus dinyatakan dengan jelas, tidaklah perlu menggunakan bahasa yang muluk-muluk sebaliknya, kata-kata haruslah sederana dan jelas sehingga maksudnya segera ditangkap oleh pendengar.

·      Proposisi haruslah menyatakan suatu kebenaran yang penting sekali
            Tesis yang diungkapkan harus merupakan inti khotbah, harus diungkapkan dalam kata-kata yang berarti bagi kehidupan banyak orang. Karena itu, pengkhotbah harus berusaha merumuskan kalimat pokoknya sebagai apa yang disebut ide besar, suatu konsepsi yang menyatakan sesuatu yang perlu dan amat penting. Dengan kata lain, kaliamt harus berbotot dan penuh arti bagi pendengar yang memiliki berbagai macam sifat.
·      Proposisi haruslah sesuatu yang khusus
            Kebenaran kekal yang dinyatakan dalam proposisi harus dibatasi atau disingkatkan menjadi suatu konsepsi khusus. Apabila ide besar itu dinyatakan dengan kata-kata yang terlalu umum, maka itu kurang kuat sehingga tidak akan menggairahkan minat pendengar.
·      Proposisi harus dinyatakan sesingkat mungkin namun tetap mudah untuk dipahami
            Suatu tesis yang efektif haruslah dirumuskan dengan kalimat yang sesingkat-singkatnya, dan harus jelas. Dalam merumuskan preposisi sangat penting menghindari pernyataan yang bertele-tele. Proposisi adalah kalimat sederhana yang kena dan singkat.

CARA MENGHUBUNGKAN PROPOSISI DENGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA
                   Biasanya proposisi dihubungkan dengan kerangka khotbah oleh satu pertanyaan yang diikuti oleh suatu kalimat peralihan. Kata Tanya yang biasa digunakan adalah mengapa, bagaimana, apa, bilamana, dank e mana. Tentunya kalimat Tanya tersebut akan membibing kita kepada kalimat peralihan.
                   Kalimat peralihan selalu berisi satu kata kunci yang menggolongkan atau menggambarkan sifat judul-judul utama dalam kerangka khotbah. Dan kata kunci adalah suatu alat homiletika yang berguna karena memungkinkan kita menggolongkan bagian-bagian utama khotbah dalam kerangka.



KEDUDUKAN PROPOSISI DALAM KERANGKA KHOTBAH
              Proposisi pada umumnya harus muncul pada akhir pendahuluan. Yaitu pendahuluan yang mengarah kepada proposisi yang bersama-sama kalimat Tanya dan kalimat peralihan, menuju ke tubuh khotbah. Contoh:
              Judul: “Mazmur Kepuasan Hati”
              Teks:    Mazmur 23
              Pendahuluan:
1. Gembala di Amerika Serikat, dengan kawanan domba sebanyak 1200 ekor tak dapat memberikan perhatian pribadi kepada domba itu.
2. bandingkan dengan gembala dalam Mazmur ini-seolah-olah Ia hanya mengurus seekor domba saja.
3. Setiap anak Tuhan dapat mengenali dirinya sebagai domba yang dibicarakan di Mazmur ini.
              Proposisi: Kepuasan hati adalah hak istimewa setiap anak Than.
              Kalimat Tanya: Atas dasar apakah kepuasan hati itu?
              Kalimat peralihan: Anak Tuhan belajar dari Mazmur ini bahwa sebagai domba Tuhan kepuasannya berdasarkan tiga fakta yang berhubungan dengan domba.
              I. Gembala domba (ayat 1)
              II. Persediaan untuk domba (Ayat 2-5)
              III. Harapan domba (ayat 6)
Hal ini menggunakan pendekatan deduktif. Metode yang mayoritas banyak di pakai oleh orang-orang.



Bab 8. Bagian-Bagian

Ditinjau dari definisi yang dimaksudkan bagian-bagian adalah bagian-bagian utama satu khotbah yang teratur. Suatu Khotbah yang direncanakan dengan baik akan dibagi atas bagian-bagian yang nyata dan setiap pelengkapnya itu menyokong/menopang kesatuan khotbah itu.

              Nilai Bagian-bagian bagi Pengkhotbah:
Bagian-bagian membantu kejelasan pikiran
Khotbah yang baik, tidak dibangun dari ide-ide yang kabur atau tidak jelas. Disiplin mengatur materi khotbah dalam suatu susunan yang teratur mendorong pengkhotbah untuk menyatakan pikirannya dengan tepat dan jelas. Berita akan menjadi jelas dalam pikiran pengkhotbah bila telah disusun dengan teratur.
Bagian-bagian membantu kesatun pikiran
Kesatuan pikiran sangat penting dalam penyusunan khotbah, karena pengkhotbah akan dapat mengelompokkan khotbahnya di bawah berbagai pokok. Hal-hal yang tidak ada hubungannya akan terdeteksi sewaktu ia berusaha menghubungkan setiap bagian dengan ide pusat khotbah.
Bagian-bagian membantu pengkhotbah dalam mneguraikan suatu pokok dengan baik
Disaat mengatur materi khotbah, seorang pengkhotbah akan dapat melihat pokok secara keseluruhan, aneka aspek pokok, dan hubungan antara tiap-tiap bagian. Hal-hal yang tak bertalian juga akan terlihat yang tidak perlu disampaikan , dan dikeluarkan dari khotbah.
Bagian-bagian memungkinkan pengkhotbah mengingat butir-butir utama khotbahnya
Kesalahan yang sering terjadi adalah ketika pengkhotbah lebih sering melihat catatannya dan bukannya memandang muka jemaat-nya. Pengkhotbah yang mengatur khotbahnya dengan baik akan terhindar dari kesalahan ini.
Maka itu menyusun bagian dengan baik akan membantu mengingat setiap susunan bagian yang hendak disampaikan.

Nilai bagian-bagian bagi jemaat:

Pembagian membuat butir-butir utama khotbah itu jelas
Sewaktu pengkhotbah menyampaikan bagian-bagian dan bergerak maju dari satu butir utama ke butir selanjutnya, pendengar sanggup mengenal hubungan dari bagian yang satu dengan bagian yang lain dan juga dapat menangkap kemajuan yang nyata dalam uraian itu. Menjadi lebih mudah bagi pendengar untuk mengikuti suatu pesan lisan bila mana ide-ide utamanya tersusun dan dinyatakan dengan jelas daripada bila ide-ide tak teratur dan tak ada hubungannya.
Pembagian menolong ingatan pendengar untuk mengingat hal-hal penting dari khotbah
Bagian-bagian yang disampaikan akan lebih diingat oleh pendengar, karena pendengar lebih sering mengingat hal-hal pokok yang disampaikan oleh seorang pengkhotbah. Dan setiap bagian akan berfungsi sebagai “paku” dimana ia dapat menggantungkan kebenaran yang telah ia dengar.

Prinsip-prinsip persiapan bagian-bagian utama
Bagian-bagian utama harus timbul dari proposisi, dengan setiap bagian utama menyokong Pengembangan atau uraian proposisi.
                   Bagian-bagian utama adalah pembentangan atau pengembangan proposisi. Setiap bagian utama haruslah diambil dari tesis, fungsinya itu sebagai penjelasan konsepsi yang terdapat didalamnya. Setiap bagian harus memperluas ide yang dinyatakan dalam proposisi.
Bagian-bagian utama harus berbeda sama sekali satu dengan yang lain
                   Bagian utama diambil dari atau menguraikan proposisi, namun berbeda satu sama lain. tidak ada tumpang tindih dalam bagian-bagian utama.
Bagian-bagian utama harus diatue agar bergerak maju secara bertahap
                   Meski setiap bagian utama berperan serta dalam mengembangkan proposisi, tetapi bagian itu juga harus diatur agar menunjukkan pemikiran yang bergerakn maju.
Apabila proposisi merupakan pernyataan yang memerlukan bukti, bagian-bagian utama harus membicarakannya secara mendalam atau mempertahankannya dengan baik.
                   Proposisi yang disampaikan harus terbukti, agar pendengar dapat mengerti dengan lebih baik lagi dan mendengar khotbah yang dapat mempertahankan mereka untuk terus memperhatikan. Dalam situasi ini sangat penting bahwa semua bagian yang perlu untuk pengembangan ide homiletikanya dimasukkan dalam khotbah.
Setiap bagian utama harus berisi satu ide dasar
                   Jika membatasi bagian utama pada satu ide tunggal, maka semua yang berada di bawah bagian itu akan berpusat pada satu konsep dasar itu.
Bagian-bagian utama harus dirumuskan dengan jelas. Setiap bagian harus berhububungan sedemikian rupa dengan kalimat tanya dan kalimat peralihan sehingga menyatakan satu ide yang lengkap.
                   Setiap bagian, dijelaskan agar langsung dimengerti oleh pendengar dan mencapai maksud pengkhotbah sewaktu ia menghubungkan kalimat peralihan dan kalimat tanya dengan setiap bagian utamanya, maka bagian utama itu mengungkapkan suatu ide yang lengkap.
Rencana khotbah hendaknya disajikan dengan aneka ragam cara dari minggu ke minggu
                   Tidaklah perlu selalu menyebut urutan angka bagian-bagian utama, sebagai gantinya dapat menunjuk proporsisi setiap kali kepala bagian baru disajikan. Ada juga keadaan di mana sebaiknya bagian-bagian utama jangan diumumkan secara formal, karena tidak ada aturan tetap kapan pengkhotbah tak perlu menyebut bagian-bagian khotbahnya.
Bagian-bagian utama hendaknya disusun sejajar
                   Susunan sejajar adalah pengaturan kerangka dalam bentuk simetris sehingga bagian-bagiannya seimbang dan cocok satu dengn yang lain. maka judul-judul utama khotbah akan mengikuti pola yang sama.
Peralihan  
                   Kalimat peralihan perlu agar dengan lancar menghubungkan proposisi dengan tubuh khotbah. Maka itu diperlukan peralihan yang disusun dengan saksama apabila bergerak dari satu bagian utama khotbah ke bagian berikutnya.
Prinsip-prinsip bagi persiapan bagian-bagian tambahan
Bagian-bagian tambahan diperoleh dari bagian-bagian utamanya masing-masing dan harus merupakan perkembangan yang logis dari bagian utama.
                   Fungsi bagian tambahan ialah mengembangkan pikiran yang terdapat dalam bagian utama. Bagian tambahan hanya dapat mencapai maksudnya apabila ide-ide yang terungkap berhubungan langsung dengan dan berasal dari bagian utama.
Bagian-bagian tambahan hendaknya tersusun sejajar
                   Seperti dalam hal bagian-bagian utama, maka bagian-bagian tambahan itu harus simetris atau seimbang. Pola yang ditetapkan oleh bagian tambahan yang mula-mula di bawah bagian utama yang pertama hendaknya diikuti dalam semua bagian tambahan pada kerangka itu.
Bagian-bagian tambahan hendaknya terbatas jumlahnya.
                   Jumlah bagian-bagian tambahan di bawah sebuah bagian utama bergantung pada topik yang sedang dibicarakan atau pada isi teks. Pada umumnya tidak boleh ada lebih dari tiga atau empat bagian tambahan di bawah satu bagian utama, sebaiknya bagian-bagian tambahan dibatasi agar kerangka utama tertimpa karena terlalu banyaknya bagian tambahan tersebut.
Seperti dalam hal bagian-bagian utama, bagian-bagian tambahan tidak perlu menuruti sususan dalam teks
Bagian tambahan yang baik adalah jika mengikuti sususan teks di dalam bagian utama. Namun demi perkembangan logis adakalanya dalam kerangka perlu sekali dipakai urutan yang berbeda daripada yang terdapat dalam nas Alkitabnya.

Bab 9 à Diskusi

Diskusi adalah pembentangan ide-ide yang terdapat dalam bagian-bagian itu. Seorang pengkhotbah harus memiliki pengetahuan dan kemampuan kreatif saat berdiskusi.
Sifat-sifat diskusi
1.     Kesatuan
2.     Perimbangan
3.     Gerak maju
4.     Keringkasan
5.     Kejelasan
6.     Daya hidup
7.     Keserberagaman
Sumber-sumber bahan untuk diskusi
1.     Alkitab
2.     Kepustakaan lain
3.     Pengalaman
4.     Pengamatan terhadap dunia di sekitar
5.     Daya khayal
Proses retoris dalam mengembangkan kerangka khotbah
1.     Penjelasan
a.     Terlibat dalam penjelasan teks
                                               i.     Konteks
                                             ii.     Refrensi silang
                                            iii.     Penggunaan hukum-hukum bahasa
                                            iv.     Latar belakang sejarah dan kebudayaan
b.     Mengupas suatu bagian yang sulit
Pengkhotbah harus menerangkan arti bagian Alkitab itu dengan jelas kepada jemaatnya

c.     Menguraikan seluk-beluk teks
              Pengkhotbah yang dengan rajin mempelajari Alkitab, juga akan mendapati bahwa dengan memeriksa seluk-beluk atau kata-kata yang penting dalam suatu bagian, ia dapat menemukan prinsip-prinsip atau kebenaran-kebenaran yang dikemukakan oleh teks.
2.      Argumentasi
a.       Metode-metode argumentasi
        i.           Penggunaan ayat Alkitab
       ii.           Penalaran yang logis
     iii.           Kesaksian
     iv.           Urutan yang logis dalam kerangka khotbah
b.      Peringatan dalam menggunakan argumentasi
Bila khotbah sebagian besar berisi argumentasi, maka kemungkinan besar khotbah itu menjadi terlalu berat dan membosankan.
3.     Kutipan-kutipan
Kutipan sangat membantu dalam mengembangkan kerangkan khotbah. Terdapat sedikitnya empat jenis kutipan yang dapat digunakan dalam khotbah.
a.     Ayat-ayat Alkitab
b.     Ungkapan-ungkapan singkat yang tegas
c.     Pernyataan yang berasal dari sumber-sumber yang berwewenang
Lukisan-lukisan
Definisi
Arti kata “melukiskan” adalah menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh. Jadi, suatu lukisan adalah cara untuk memberi keterangan tentang suatu khotbah dengan menggunakan contoh. Lukisan dapat berubah perumpamaan, ibarat, kiasan, cerita, dan sebagainya.
Nilai lukisan
Lukisan bukanlah faktor yang paling penting, penafsiran yang berisi pokok berita si pengkhotbah, adalah yang paling penting. Lukisan digunakan agar pendengar lebih mudah mengerti apa yang disampaikan pengkhotbah.
Beberapa keuntungan menggunakan lukisan :
a.     Memberi kejelasan khotbah
b.     Membuat khotbah menarik
c.     Menjadikan kebenaran itu hidup
d.     Menegaskan kebenaran
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan lukisan.
a.     Gunakanlah lukisan-lukisan yang cocok
b.     Pastikanlah bahwa lukisan-lukisan itu jelas
c.     Gunakan lukisan-lukisan yang dapat dipercaya
d.     Sebutkan fakta-fakta lukisan itu dengan tepat
e.     Pada umumnya, gunakanlah lukisan-lukisan yang agak singkat
f.      Gunakanlah diskriminasi ketika memilih lukisan-lukisan
Bab 11 à Penerapan
Definisi
Penerapan sebagai proses retoris yang menyampaikan kebenaran secara langsung dan secara pribadi kepada tiap-tiap orang agar dapat meyakinkan mereka untuk menanggapinya sebagai mana mestinya. Definisi ini meliputi pembicara maupun para pendengar.
Waktu untuk menggunakan penerapan
Penerapan harus ditetapkan oleh isi khotbah. Penerapan dibuat dalam hubungan dengan setiap kebenaran rohani yang dibicarakan. Himbauan terjalin dengan seluruh susunan khotbah, dan kebenaran-kebenaran itu diterapkan sementara pembicaraan berlangsung.
Prasyarat untuk penerapan yang efektif
Tugas pengkhotbah selain menghubungkan ayat-ayat firman Tuhan sedemikian rupa dengan jemaatnya sehingga mereka menyadari bahwa kebenaran itu berlaku untuk mereka
Enam prasyarat untuk menghasilkan penerapan yang efektif:
a.     Penting sekali bahwa pengkhotbah itu seorang yang hidup dekat dengan Allah
Pengkhotbah yang baik dan menggugah hati nurani bukan lahir dari tehnik yang baik dalam menyampaikan firman melainkan dari persekutuan yang erat terus-menerus dengan Allah
b.     Agar pendeta berhasil menghubungkan Alkitab kepada masa kini, ia harus berpendidikan yang baik
Seorang gembala harus mempunyai pendidikan akadepmis yang luas, dengan pengetahuan yang cerdas baik mengenai Alkitab maupun mengenai persoalan-persoalan manusia. jikalau seorang pendeta hendak menerapkan kebenaran secara efektif pada jemaatnya.
c.     Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh pengkhotbah jikalau ia mau menerapkan kebenaran secara efektif, ialah pengertian mengenai sifat manusia.
Sangatlah penting pengkhotbah mempunyai pengertian akan sifat manusia, dengan banyak kerumitannya. Jika ia mau berhasil dalam meyakinkan orang, maka ia harus mengetahui bagaimana orang-orang itu diyakinkan dan juga harus mengerti watak, sikap, cita-cita dan minat mereka yang berbeda-berbeda itu.
d.     Agar dapat menghubungkan kebenaran rohani Alkitab dengan problema-problema dan keadaan-keadaan jemaatnya, maka pendeta harus mempelajari kondisi dan keterlibatan mereka.
e.     Persyaratan selanjutnya bagi seorang pendeta yang ingin menyampaikan Firman Allah dengan efektif ialah bahwa ia harus berbicara dengan wajar ( tidak dibuat-dibuat)
f.      Akhirnya, agar pendeta memperoleh tanggapan yang tepat kepada khotbahnya, ia harus semata-mata mengandalkan pekerjaan Roh Allah.
Prinsip-prinsip untuk menjadikan kebenaran Alkitab relevan
a.     Hubungkan khotbah dengan problema-problema dan kebutuhan-kebutuhan dasar umat manusia
b.     Gunakanlah daya khayal sedemikian rupa sehingga adegan-adegan dan tokoh-tokoh Alkitab menjadi hidup sekarang ini
c.     Gunakanlah lukisan-lukisan yang menunjukkan bagaiman kebenaran dapat diterapkan dalam kehidupan jemaat saudara dalam lingkungan sehari-hari
d.     Ambilah dari teks prinsip-prinsip umum yang cocok untuk segala waktu
e.     Pastikanlah bahwa setiap penerapan sesuai degan kebenaran dalam bagian yang diuraikan
f.      Pada umumnya, penerapan hendaknya khusus atau tegas
g.     Doronglah para pendengar dengan motivasi yang benar
h.     Hubungkan kebenaran dengan zaman




Bab 12 à Kesimpulan
Definisi
Kesimpulan adalah klimaks seluruh khotbah, di mana satu-satunya tujuan tetap pengkhotbah mencapai sasarannya dalam bentuk kesan yang sangat kuat. Maka kesimpulan bukanlah tempat untuk memperkenalkan gagasan atau sanggahan baru. Maksudnya hanyalah semata-mata menekankan, menetapkan kembali, meneguhkan, atau  mematangkan apa yang telah dinyatakan dalam khotbah, dengan sasaran menginsafkan para pendengar akan tujuan utama khotbah tersebut. Kesimpulan merupakan unsur yang paling kuat dalam seluruh khotbah.
Bentuk-bentuk kesimpulan
Ikhtisar
Kesimpulan jenis ini dipakai bilaman khotbah dibangun atas serangkaian alasan atau gagasan yang perlu diperhatikan dengan teliti pleh jemaat jika mereka hendak mengikuti jalan pikiran pengkhotbah.
Lukisan
              Lukisan dapat digunakan dengan tujuan menerapkan kesimpulan yang memadai. Cara ini dapat membuat jemaat mengingat pelajaran rohani dari khotbah yang didengar
Penerapan atau himbauan
              Pengkhotbah hendaknya mengakhiri khotbahnya dengan suatu penerapan atau himbauan langsung, di mana ia meminta jemaat menanggapi kebenaran-kebenaran yang telah dipaparkan dalam khotbahnya.
Prinsip-prinsip untuk persiapan kesimpulan
a.     Harus singkat
b.     Harus sederhana
c.     Kata-kata terakhir haruslah dipilih dengan teliti dan bijaksana
a.     Dengan tegas dan hidup mengemukakan kembali
b.     Suatu kutipan dari teks sendiri
c.     Kutipan ayat lain dari Firman Allah yang sesuai dengan khotbah
d.     Kutipan suatu syair yang sesuai atau satu atau dua bait dari nyanyian
e.     Suatu tantangan atau himbauan yang tegas

d.     Kesimpulannya ya harus dinyatakan dalam kerangka dalam kalimat singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar