RANGKUMAN BUKU "Cara Mempersiapkan Khotbah"
Penulis Buku: James Braga
Orang-orang
percaya hendak bertumbuh dan berkembang menjadi orang Kristen yang matang dan
berfungsi secara efektif, maka sangatlah penting para pendeta, guru, dan
pemimpin lain dalam gereja menyediakan “air susu yang murni” dari Firman Allah
melalui pemberitaan yang berpusat pada alkitab dan yang diambil dari dalamnya
sebagai makanan jemaat.
Nah
ketika saya masuk ke dalam bagian pertama buku ini, saya menemukan 3 jenis
khotbah diantaranya;
1.
Khotbah Topik
2.
Khotbah Tekstual
3.
Khotbah Ekspositori
Yang pertama di bahas yaitu Khotbah
Topik
1.
Khotbah Topik
Khotbah topik adalah suatu khotbah
yang bagian-bagian utamanya diambil dari topiknya atau pokoknya, lepas dari
teks. Khotbah topik mulai dengan satu topik atau tema dan bagian-bagian utama
khotbah itu terdiri dari ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu.
Khotbah topik itu tidak memerlukan suatu teks sebagai dasar pemberitaannya.
Maksud nya bukan tidak berarti bahwa pemberitaannya tidak Alkitabiah, tetapi
hannya menunjukkan bawa ayat Firman Tuhan bukanlah sumber khotbah topik.
Khotbah topik memiliki suatu ide
pokok, dengan katalain ini hannya menguraikan suatu tema yaitu alasan-alasan
bagi doa yang tak terjawab. Agar sesuai dengan definisi khotbah topik, kita
harus mengambil bagian-bagian utama kerangka itu dari pokoknya. Artinya bahwa
kita harus membtasi seluruh kerangka itu pada ide satu-satunya yang terdapat
dalam pokok.
Macam-macam
Pokok
Kitab
suci membicarakan setiap fase yang dapat dipikirkan dalam hidup dan kegiatan
manusia. Di Alkitab juga tertimbun persediaan pokok-pokok yang tak akan
habis-habisnya. Dengan menggali Firman Allah secara terus-menerus dan tekum,
hamba Tuhan akan memperkaya jiwanya sendiri dengan emas mulia kebenaran ilahi.
Dari perbendaharaan kitab suci yang
sangat luas, kita jumpai tema-tema seperti ini: pengaruh-pengaruh untuk
kebaikan, hal-hal kecil yang dipakai Allah, perbuatan-perbuatan bodoh umat
Allah, berkat-berkat yang dating dari penderitaan, akibat-akibat
ketidakpercayaan, kemutlakkan ilahi yang membentuk watak, perintah-perintah
Kristus, kesukan-kesukaan orang Kristen, kebohongan-kebohongan Iblis,
kemenangan-kemenangan Salib, persoalan-persoalan yang membingungkan kita,
kemuliaan Surga, jangkar-jangkar jiwa, penawar untuk penyakit rohani, kekayaan orang
Kristen, Konsepsi Alkitabiah tentang pendidikan anak, dan dimensi-dimensi
pelayanan.
Jika kerangka-kerangka ini
diperhatikan, maka tampaklah bahwa setiap kerangka tidak saja mempunyai satu
tema atau pokok, tetapi juga mempunya satu judul yang berbeda dengan pokok itu.
Topik dan tema adalah kata-kata yang searti. Dilain pihak, judul itu adalah
nama yang diberikan kepada khotbah, yang dinyatakan secara menarik.
Pemilihan
Topik
Jika
kita ingin tahu pokok apa yang harus dipilih, kita harus mencari pimpinan
Tuhan. Pimpinan ini akan kita dapat sewaktu kita mengambil waktu untuk berdoa
dan bermeditasi akan Firman Allah. Kondisi-kondisi tertentu di suatu jemaat
dapat menunjukkan keperluan atau keinginan dalam pemilihan topik yang cocok
dengan keadilan.
Walaupun khotbah topik tidak
didasarkan langsung pada teks tetapi satu ayat Alkitab bisa menjadi titik tolak
untuk menyusun kerangka topik.
Prinsip-prinsip
dasar untuk Persiapan Kerangka Khotbah Topik
1.
Bagian-bagian utama harus menurut susunan logika atau kronologi.
Berusaha mengembangkan kerangka
dalam bentuk yang bertahap-tahap secara logika atau kronologi.
Contoh:
Judul: Layak disembah
Pokok:
Kebenaran-kebenaran penting mengenai Yesus
I
: Ialah Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, Matius 1:23.
II
: Ialah Juruselamat manusia, I Timotius 1:15.
III
: Ialah Raja yang akan datang, Wahyu 11:15.
Kerangka
ini disusun secara kronologi. Yesus Kristus, Anak Allah, pertama-tama menjelma
menjadi manusia, kemudia Ia disalib dan memberikan nyawa-Nya untuk menjadi
Juruselamat, dan sekali waktu ia akan datang untuk memerintah sebagai Raja atas
segala Raja dan Tuhan atas segala tuan.
2.
bagian-bagian utama boleh merupakan analisa pokok itu.
Harus diperinci dalam bagian-bagian
komponen. Setiap kerangka hendaknya menambah pada kelengkapan diskusi pokok
itu.
3.
bagian-bagian utama dapat mengemukakan berbagai bukti mengenai pokok itu.
Setiap bagian utama pada kerangka
dapat menguatkan pokok artinya setiap pernyataan dalam bagian-bagian utama itu
menunjukkan keuntungan mengetahui Firman Allah.
4.
Bagian-bagian utama boleh menguraikan pokok dengan jalan perbandingan atau
pertentangan.
Contohnya Kesaksian yang Efektif
Pokok:
Suatu perbandingan antara kesaksian orang percaya dan garam. ( Kolose 4:6; 1
Tesalonika 4:4 ; Matius 5:13 ; 1 Petrus 2:12)
5.
Bagian-bagian utama dapat dinyatakan dengan kata atau ungkapan Alkitab tertentu yang sepanjang kerangka itu.
6.
Bagian-bagian utama dapat ditunjang oleh kata atau ungkapan Alkitab yang
identik.
7.
Bagian-bagian utama bisa juga terdiri atas penyelidikan kata dengan menunjukkan
aneka arti sebuah kata atau kata-kata tertentu dalam Alkitab.
8.
Bagian-bagian utama seharusnya tidak ditopang dengan ayat-ayat bukti yang
tafsirannya tidak sesuai dengan konteksnya.
Khotbah-khotbah Doktrin
Doktrin
yang dipilih menjadi pokoknya. Sebagai contoh nya, kita dapat memilih arti
penebusan sebagai tema, dan memilih beberapa nas penting di Alkitab untuk
dijadikan dasar kerangka, dengan memperhatikan semua ayat yang berhubungan
dengan doktrin itu. Kita membandingkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan
penemuan kita dan dengan demikian bisa mendapat dasar Alkitabiah yang benar
bagi kesimpulan-kesimpulan kita.
Rangkaian
Khotbah Topik
“Gambaran
Manusia Sempurna” dapat menjadi Judul rangkaian khotbah-khotbah berikut ini:
“Kasih
Yesus” “Wajah Yesus” “Tangan Yesus” “Air Mata Yesus” “Salib Yesus” “Nama Yesus”
Contoh
kerangka lain dalam bagian untuk memperkenalkan jemaatnya dengan ajaran-ajaran
sesat yang beredar pada masa kini.
“Penipuan
ajaran Saksi Yehova”
“Penipuan
Ajaran Mormon”
“Penipuan
Ajaran Christian Science”
“Penipuan
Ajaran Advent Hari Ketujuh”
“Penipuan
ajaran Unity”
“Penipuan
Ajaran Spiritisme”
dan
masih banyak lagi rangkaian khotbah yang dapat kita temukan dalam proses
penggalian Alkitab.
Dua
hal yang perlu di ingat adalah;
1.
Rangkaian itu harus singkat.
2.
rangkaian itu harus menunjukkan adalanya urutan atau kemajuan yang bertahap.
Apabila
khotbah-khotbah yang saling berhubungan diatur serampangan saja, maka biasanya
rangkaian ini tidak seefektif dengan khotbah-khotbah yang direncanakan dengan
seksama.
Kesimpulan
yang didapat pada bab ini
Pengembangan
kerangka khotbah topik yang lengkap harus menunggu petunjuk-petunjuk
selanjutnya, tetapi jika pengkotbah telah mengikuti penjelasan pada bab ini,
maka dengan menerapkan dengan saksama prinsip-prinsip yang terdapat di sini, ia
bisa belajar mempersiapkan kerangka dasar bagi khotbah topik Alkitabiah.
2.
Khotbah Tekstual
Definisi
Kalau
di Khotbah Topik kita mulai dengan TEMA, tetapi dalam khotbah tekstual kita
mulai dengan TEKS.
Khotbah Tekstual adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya
diperoleh dari suatu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek.
Setiap bagian ini dipakai suatu garis saran dan teks yang memberikan tema
khotbah itu.
Maka
jelas bahwa dalam khotbah tekstual garis-garis utama pengembangannya diambil
dari teks itu sendiri. Teks dapat saja terdiri dari hannya satu barus dari
suatu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat.
Akan
tetapi untuk tujuan kita, teks untuk kerangka tekstual akan dibatasi maksimum
tiga ayat.
Dalam Point ke dua ini menyatakan bahwa
“teks memberikan tema Khotbah”. Berbeda dengan khotbah topik, dimana kita mulai
dengan tema atau topik, nah sekarang kita mulai dengan teks yang akan
menunjukkan ide utama khotbah itu.
Contoh-contoh
Kerangka Khotbah Tekstual.
Contohnya
dapat diambil dalam kitab Ezra 7:10
Maka
kita dapat menemukan kerangka sebagai berikut
I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman
Allah, “Ezra telah bertekad untuk meneliti
Taurat Tuhan.”
Taurat Tuhan.”
II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman
Tuhan, “dan melakukannya”
III.
Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah, “serta mengajar ketetapan
dan
peraturan diantara orang Israel.”
peraturan diantara orang Israel.”
Maka
dapat dijelaskan sebagai berikut
Bagian
utama pertama dalam kerangka, “hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman
Allah. Memberi saran apa yang akan dikatakan sehubungan dengan teks
1.
Ditengah-tengah istana kafir.
2.
Dengan cara yang teliti.
Bagian
utama kedua kerangka mengenai Ezra 7:10 berbunyi “hatinya ditetapkan untuk taat
kepada Firman Tuhan.” Sesuai dengan khotbah tekstual bagian uama kedua ini
sekarang menjadi garis saran yang menunjukkan apa yang harus dibicarakan
dibawah kepala bagian ini. Kita harus membicarakan ketaatan Ezra kepada Firman
Allah.
1.
Memberikan ketaatan yang rela
2.
Memberikan ketaatan yang sempurna
3.
Memberikan ketaatan tanpa putus-putusnya.
Lalu
pada bagian utama ketiga, yang berbunyi, “Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan
Firman Tuhan,” dapat dikembangkan bagian-bagian tambahan seperti
1.
Dengan kejelasan
2.
Kepada umat Allah
sehingga
dari kerangka tersebut kita dapat membuat tema khotbah tekstual dari kitab Ezra
7:10
Judul: “Mendahulukan hal-hal Utama”
Pokok: Ketetapan hati Ezra
I. Hatinya ditetapkan untuk mengetahui Firman Allah.
1. Ditengah-tengah
istana kafir
2. dengan cara yang
teliti
II. Hatinya ditetapkan untuk taat kepada Firman Allah.
1. Memberikan ketaatan
yang rela.
2. Memberikan ketaatan
yang sempurna.
3. Memberikan ketaatan
tanpa putus-putusnya.
III. Hatinya ditetapkan untuk mengajarkan Firman Allah
1. Dengan kejelasan
2. Kepada umat Allah.
Prinsip-prinsip
Dasar Persiapan Kerangka Tekstual
· Kerangka
tekstual harus berpusat pada satu pikiran utama dalam teks dan bagian-bagian
utamanya harus diambil dari teks agar supaya mengembangkan atau memperluas tema
yang satu itu.
· Bagian-bagian
utama dapat terdiri atas kebenaran-kebenaran atau prinsip-prinsip yang
disarankan oleh teks.
· Didalam
satu teks mungkin bisa ditemukan lebih dari satu tema atau pikirannya yang
menonjol, tergantung dari segi pandangan kita terhadap teks itu. Namun
demikian, hanya satu pokok yang harus dikembangkan dalam satu kerangka.
· Bagian-bagian
utama harus disusun dalam urutan logika atau kronologi
· Kata-kata
dalam teks boleh menjadi bagian-bagian utama kerangka, asalkan bagian-bagian
ini berkumpul keliling satu tema utama.
· Konteks
dari teks harus diselidiki dengan seksama dan dihubungkan dengan teks.
· Beberapa
teks berisi perbandingan atau pertentangan yang dapat digarap dengan baik
sekali dengan menunjukkan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan yang
disengaja.
· Dua
atau tiga ayat, yang diambil dari bagian-bagian Alkitab yang berbeda-beda,
dapat disatukan dan digarap seperti satu teks.
RANGKAIAN KHOTBAH TEKSTUAL
Khotbah
tekstual dengan mudah dapat diatur dalam suatu rangkain, karena kita dapat
memilih pokok yang umum dan memilih beberapa teks yang berhubungan dengannya.
Pada waktu kita memperhatikan pertanyaan-paertanyaan mengenai Kristus yang
dibuat oleh musuh-musuhNya sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab injil. Dan
tentunya seorang pendeta harus mengenal dengan baik “Tujuh Ucapan Terakhir”
yaitu pernyataan Yesus sewaktu Ia di kayu salib, karena sangat penting bagi
kita untuk memiliki dua atau tiga khotbah tentang pernyataan-pernyataan
tersebut. Dalam khotbah tentunya juga mempunyai susunan suatu rangkaian
memberikan kesinambungan pikiran kepada khotbah-khotbah seorang pendeta dan
mungkin sekali banyak menarik perhatian jika khotbah-khotbah itu diatur dan
dikembangkan.
KESIMPULAN
Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa para pembaca akan membaca dan melihat defenisi
kerangka khotbah tekstual, maka untuk itu semua bagian utamanya perlu diambil
dari teksnya sendiri sedangkan bagian-bagian tambahan tidak perlu diambil
langsung dari teks tetapi beroleh berdasarkan ayat-ayat lain Alkitab.
Kesulitan
bisa saja terjadi karena perumusan kerangka khotbah tekstual seringkali meminta
penyelidikan seksama tentang bagian-bagian yang terdapat dalam teks. Tetapi ada
juga keuntungan dalam penyusunan membuat khotbah tekstual adalah, sewakti ia
berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas nya dan terampil membuat
kerangka yang agaknya tersembunyi dalam teks, dan juga pada waktu ia
menyampaikan khotbahnya ia akan lebih mengenal bagian-bagian yang indah dalam
Firman Allah. Serta ia akan melihat orang-orang yang mendambakan hal-hal rohani
merasa senang untuk menerima makanan rohani yang disediakan oleh satu ayat
Alkitab saja.
3 à
KHOTBAH EKSPOSITORI
Khotbah
ekspositori adalah bentuk amanat mimbar yang paling efektif dari semua jenis
khotbah. Dan khotbah ini tentunya menghasilkan jemaat yang paham akan ajaran
Alkitab. Tentunya khotbah ini suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang
pendek atau panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema atau pokok.
Bagian
terbesar materi khotbah diambil langsung dari nats Alkitab tersebut dan
kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan
berpangkal pada satu ide utama. Definisi ini juga menyatakan bahwa bagian
terbesar materi khotbah diambil langsung dari Alkitab tersebut. Dalam
penguraian ini kita bertugas untuk memaparkan arti atau menjelaskan Firman
Allah. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa tujuan penjelasan suatu nats
Alkitab haruslah menghubungkan kebenaran itu dengan situasi masa kini.
Perbedaan
antara Khotbah Tekstual dan Khotbah Ekspositori
Dalam
khotbah ekspositori, teks nya mungkin pendek atau panjang, kadang-kadang
mencakup seluruh pasal bahkan bisa juga lebih dari itu, dengan bagian-bagiannya
diambil dari bagian nats Alkitab itu.juga tebntunya dalam khotbah tekstual,
bagian-bagian yang diambil dari teks dipakai sebagai garis saran.
Yang
berarti bagian-bagian itu menunjukkan jalan pikiran yang akan diikuti
pengkhotbah. Pengkhotbah diizinkan untuk mengambil bagian-bagian tambahan atau
ide-ide untuk mengembangkan kerangka dari bagian-bagian lain Alkitab yang
sesuai dengan pengembangan logis pikiran-pikiran yang terdapat dalam
bagian-bagian utama. Dan sebaliknya khotbah ekspositori mangharuskan penyusunan
khotbah untuk mengambil semua bagian tambahan, maupun bagian-bagian utama dari
unit Alkitab yang hendak diuraikan.
CONTOH KERANGKA KHOTBAH EKSPOSITORI
Contoh
yang akan digunakan adalah efesus 6:10-18. Satu penyelidikan singkat tentang
Efesus 6:10-18 akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Paulus sedang berbicara
tentang perang rohani orang percaya dan hendak memperkenalkan dua dengan
berbagai hal yang berhubungan dengan konflik itu sehingga orang percaya akan
menjadi pejuang yang berhasil. Bila kita membuat pendekatan pada kedua unit
ekspositori tersebut yaitu dalam ayat 14-17, tentunya kita akan melihat bahwa
perlengkapan orang Kristen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang pertama
adalah perlengkapan defensive dan terakhir pada daftar, ada pedang roh, adalah
perlengkapan ofensif.
Dan
bagian yang terakhir dalam ayat 18 dapat juga dibagi menjadi dua bagian.
Perhatian yang seksama pada bagian pertama ayat itu akan menyatakan bahwa
kehidupan doa orang Kristen harus dengan tekun dan bagian kedua dari ayat itu
menujukkan bahwa kehidupan doanya harus meliputi doa orang lain. Dan setelah
kita membuat pengamatan ini, kita sekarang siap untuk menyusun kerangka itu
selengkapnya dengan semua bagian tambahan maupun bagian-bagian utama yang
diambil dari ayat-ayat Alkitab yang sama. Sejalan dengan bagian Alkitab yang
akan diuraikan, kita juga memilih sebagai judul kerangka kita, “pertarungan
Iman yang Baik”
SUSUNAN TEKNIS SUATU BAGIAN ALKITAB
Kita
temukan bahwa banyak orang yang mempelajari ALkitab telah mendapat manfaat
ketika mempersiapkan suatu susunan teknis secara bagian Alkitab hanya menemukan
strukturnya. Kita harus membedakan antara induk kalimat dan anak kalimat dengan
menulisnya agak masuk ke kanan. Dan kita harus mementingkan kata kerja utama,
kata-kata atau ide yang penting, termasuk juga kata-kata penghubung.
BENTUK-BENTUK URAIAN YANG SALAH YANG
DENGAN SALAH DIANGGAP SEBAGAI KHOTBAH EKSPOSITORI
1.
Uraian
Alkitabiah
Uraian Alkitabiah adalah suatu uraian
yang terus menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek, yang
diterangkan dengan diterapkan ayat demi ayat, atau ungkapan demi ungkapan.
2.
Ceramah
exegetic
Ceramah exegetic adalah uraian yang
panjang lebar tentang arti sebuah teks, dengan atau tanpa susunan logis atau
penerapan praktis. Exegetic menarik keluar arti yang tersembunyi dalam sebuah
teks; eksposisi memaparkan arti itu dalam susunan yang tepat dan efektif.
Dengan demikian, walaupun khotbah mereka terdiri atas khotbah-khotbah singkat
yang terputus-putus, namun membawa berkat besar kepada umat Allah.
PRINSIP-PRINSIP DASAR PERSIAPAN KERANGKA
KHOTBAH EKSPOSITORI
1. Setiap
bagian Alkitab yang diselidiki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya
dimengerti dan pokoknya dapat diketahui.
2. Kata-kata
atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk atau membentuk
bagian-bagian utama dalam kerangka khotbah.
3. Kerangka
yang diambil dari unit ekspositori dapat menurut susunan yang berbeda dari
susunan yang ada dalam teks.
4. Kebenaran-kebenaran
penting yang dikemukakan dalam teks dapat membentuk bagian-bagian utama
kerangka khotbah
5. Dua
atau tiga nats yang pendek dari berbagai bagian Alkitab dapat disatukan untuk
menjadi dasar suatu kerangka ekspositori.
6. Dengan
menggunakan metode pendekatan berganda, kita dapat menguraikan nas alkitab
dengan berbagai cara sehingga memperoleh dua atau lebih kerangka yang berlainan
sama sekali tentang satu bagian yang sama.
7. Harus
memperhatikan konteks unit ekspositori
8. Sedapat
mungkin periksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan nats tersebut.
9. Seluk
beluk teks Alkitab harus digarap dan di analisis dengan semestinya, tetapi
tidak perlu secara tuntas.
10. Kebenaran-kebenaran
yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan keadaan sekarang.
Kesalahan kesalahan Umum calon ekspositor
Untuk
mendapatkan kemampuan menafsirkan Alkitab dengan sebenarnya dan belajar apa
yang harus dimasukkan dan yang harus disisihkan dalam eksposisi suatu nats,
diperlukan banyak waktu dan segunung usaha. Beberapa orang mendapat kesulitan
dalam eksposisi karena dalam proses exegesis mereka terlalu asyik dengan
segunung seluk-beluk sehingga tidak dapat melihat berita utama yang muncul dari
teks.
Orang
lain melupakan prinsip bahwa penafsiran merupakan hal pokok dalam khotbah
ekspositori. sebab itu mereka menghabiskan waktu terbanyak pada penerapan bukan
pada penjelasan, serta tidak mengisyafi bahwa Roh Kudus akan menerapkan Firman
Allah pada hati orang apabila Firman itu diberitakan dengan sederhana dan
jelas.
Kesalahan
yang umum adalah dipihak para calon-calon ekspositor, yaitu mereka yang
membiarkan dirinya menyimpang dari nats yang harus diuraikan dan mengembara
beberapa waktu sebelum kembali lagi kepada teksnya. Dan kalau adapun kesalahan
yang paling hebat adalah gagal dalam menafsirkan nats Alkitab dengan tepat.
VARIASI
DALAM KHOTBAH EKSPOSITORI
Unit
ekspositori dapat mencakup doktrin jikalau teksnya berbicara tentang beberapa
asas iman Kristen.b bisa juga bersifat ibadah kalau berisi ajaran tentang hidup
lebih dekat dengan Allah. Dapat juga menyangkut etika karena banyak materi
dalam Alkitab berkenaan dengan akhlak.
Disisi
lain dapat juga bersifat nubuat atau bersifat perlambang, artinya dengan
lambangnya di jelaskan oleh bentuk aslinya.
Banyak pasal atau bagian-bagian Alkitab begitu kaya dan penuh dengan
penuh aneka macam bahan sehingga beberapa hal yang disebut diatas dapat
ditemukan dalam satu nats. Pengkhotbah akan mengingat bahwa sesuai dengan
defenisinya, khotbah ekspositori didasarkan pada “bagian Alkitab yang panjang
atau pendek.
RANGKAIAN KHOTBAH-KHOTBAH EKSPOSITORI
Metode
ekspositori sangat cocok untuk pengembangan suatu rangkaian khotbah-khotbah
ekspositori. Jika sesorang pendeta dengan ketrampilannya membawakan satu
rangkaian khotbah ekspositori, ia telah mencapai tingkat yang paling tinggi
dalam pelayanan mengajar Firman Allah kepada umatNya.
Bila
akan menyampaikan rangkaian khotbah khotbah tentang satu buku, ada baiknya bila
khotbah yang pertama memberikan pandangan umum mengenai buku itu. Namun sebaiknya
pengkhotbah jangan berusaha menyampaikan serangkaian khotbah tentang satu buku
dalam Alkitab, kecuali ia sudah memahaminya betul-betul dan dapat memikirkan
dalam-dalam isinya dari pasal pertama sampai terakhir.
Kesimpulan
Dari
kesimpulan yang diuraikan kita dapat diberarkan bila mengatakan bahwa metode
ekspositori dari satu segi adalah cara yang paling sederhana dalam berkhotbah.
Hal ini disebabkan oleh semua bahan untuk khotbah ekspositori sudah ada dalam
nats yang akan diuraikan. Keuntungan yang
penting dalam khotbah ekspositori ini adalah pengkotbah lebih menginsyafi
dengan bertambahnya pengalaman bahwa khotbah ekspositori akan memberikan kesempatan berulang-ulang
untuk menguraikan nats-nats Alkitab yang mungkin tak akan disebutnya selama-lamanya.
IV àSTRUKTUR HOMILETIKA
Pentingnya struktur homiletika
Agar
memperoleh dampak yang signifikan khotbah harus bebas dari ketidakjelasan dan
tida berisi materi tambahan yang tidak ada hubungan dengan tema utama. Dengan
kata lain khotbah itu harus disusun sedemikian rupa sehingga tanpa mengalami
kesulitan dan pendengar sanggup memahami inti khotbah maupun berbagai hal yang
membentuk khotbah tertentu.
Bagaimanapun
juga imbalan atas usaha sedemikian akan lebih berharga dari waktu dan kegiatan
yang terpakai, karena jikalau pengkhotbah telah memahami dan menguasai dengan
baik prinsip-prinsip pembuatan khotbah ia sudah maju jauh dalam perkembangannya
yaitu menjadi penyusun khotbah.
POLA KERANGKA KHOTBAH
Yang
menjadi tujuan dari pembuatan pola ini adalah agar kerangka khotbah yang kita
sampaikan itu jelas, dan kerangka yang jelas merupakan salah satu pertolongan
yang besar bagi permbicaranya. Bagian-bagian utamanya dan bagian tambahan
alangkah baik nya diberi angka Romawi dan angka biasa, bukan huruf-huruf atau
abjad.
Guna
hal ini dilakukan adalah apabila dalam penguraian itu pengkhotbah harus
membicarakan satu tema yang mengahruskan dia menyebutkan satu persatu
bagian-bagian utamanya atau bagian-bagian tambahannya.
KERINGKASAN DALAM MEMBUAT KERANGKA
KHOTBAH
Yang
dinamakan kerangka yaitu haruslah singkat, pendahuluan dan kesimpulan, maupun
bagian-bagian utamanya, harus diungkapkan dengan beberapa kata saja yang sesuai
dengan pemahaman yang memadai. Yang artinya kita harus berusaha memampatkan
alinea-alinea yang panjang dan lebar yagn menajdi pernyataan singkat dan
sedapat mungkin memakai singkatan-singkatan mengganit kata-kata lengkapnya.
MENYIMPANG DARI PRINSIP-PRINSIP
HOMILETIKA
Yang
perlu kita ketahui adalah bahwa Tuhan dan kuasa Tuhan tidak dapat dibatasi oleh
peraturan-peraturan berpidato homiletika. Tetapi hal yang mungkin terjadi
adalah kita mendapat suatu berita dari Firman Allah tanpa adanya rencana atau
kesatuan pikiran yang nyata.
Jadi
pengkhotah tidak perlu merasa bahwa ia harus selalu terikat pada
prinsip-prinsip homiletika. Sewaktu pengalamannya dalam berkhotbah bertambah
banyak, dan pada saat-saat tertentu ia akan merasa bahwa sebaiknya ia
menyimpang dari peraturan-peraturan yang telah dipelajarinya.
Bab 5 àJUDUL
Defenisi Judul
Pada
permulaan kita perlu mendapat pengertian yang jelas mengenai arti pokok, topic,
tema dan judul. Beberapa penulis homiletika membedakan antara pokok, topic dan
tema. Jadi pokok itu boleh luas, dan juga bisa dipersempit pada bidang yang
terbatas untuk pembicaraan. Dan bagaimanapun juga, judul mengungkapkan hal
khusus yang akan disajikan dalam khotbah, yang dinyatakan dengan menarik
sebagai reklame untuk khotbah.
Dan
judul adalah penghias pokok. Dan ada kalanya tema dan judul tepat sama,
teristimewa jika tema atau topic itu sendiri cukup menarik dan cocok sebagai
judul khotbah. Sebaiknya pemberian judul yang pantas meminta pikiran yang
seksama dan pengungkapan yang mahir.
PRINSIP-PRINSIP PERSIAPAN JUDUL KHOTBAH
·
Judul harus
berhubungan dengan teks atau cerita
·
Judulnya harus menarik
·
Judul harus sesuai
dengan martabat mimbar
·
Pada umumnya judul
harus singkat’
·
Judul boleh
diungkapkan dalam bentuk penegasan, pertanyaan, atau seruan
·
Judul kadang-kadang
boleh diutarakan dalam bentuk pokok yang majemuk
·
Judul mungkin terdiri
atas kutipan singkat sebuah nats Alkitab
PENDAHULUAN
DEFINISI PENDAHULUAN
Pendahuluan
adalah proses dimana pengkotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan mendapatkan
perhatian agar pendengar terhadap berita yang hendak diwartakannya. Untuk itu
pendahuluan adalah bagian penting dari dalam khotbah, dan keberhasilan seluruh
khotbah seringkali bergantung pada kemampuan pendeta untuk memperoleh dukungan
para pendengarnya pada permulaan uraiannya.
MAKSUD TUJUAN PENDAHULUAN
·
Untuk mendapatkan kemauan baik para
pendengar
Sebenarnya dalam jemaat yang biasa mungkin sekali satu orang
atau lebih yang, karena satu dan lain hal, tidak menaruh simpati kepada
pengkhotbah atau kepada khotbah yang hendak disampaikannya. Bagaimanapun juga,
factor utama dalam mendapatkan kemauan baik jemaat adalah diri pengkotbah
sendiri.
·
Untuk membangkitkan nilai terhadap temanya
Maksud tujuan pendahuluan ialah mengunggah perhatian jemaat
dan menantang pemikiran mereka sedemikian rupa sehingga mereka menaruh
perhatian yang hidup terhadap pokok khotbah.
PRINSIP-PRINSIP BAGI PERSIAPAN PENDAHULUAN
· Pada
umumnya pendahuluan harus singkat
· Pendahuluan
itu harus menarik
· Pendahuluan
harus menuntun kepada gagasan yang terkemuka atau tujuan utama khotbah
· Pendahuluan
harus ditulis dalam kerangka dengan beberapa kalimat atau ungkapan singkat,
dengan tiap ide berikutnya pada garis yang baru
PROPOSISI
Proposisi
adalah suatu pernyataan sederhana mengenai pokok yang dikemukakan pengkhotbah
untuk didiskusikan, diperluas, dan dibuktikan, ataupun dibuktikan dalam
khotbahnya. Dengan kata lain, proposisi adalah suatu pernyataan mengenai
pelajaran rohani utama khotbah atau kebenaran kekal dalam khotbah yang
dipersingkat menjadi satu kalimat pernyataan. Dan tentunya proposisi juga
terdiri dari sebuah pernyataan deklaratif yang jelas tentang kebenaran dasar
yang tetap sepanjang zaman dan dapat diterapkan secara universal.
PENTINGNYA PREPOSISI
· proposisi
adalah dasar seluruh struktur khotbah
Bila
proposisi dirumuskan dengan benar, maka hal itu akan menolong pengkhotbah untuk
mengatur materinya sekitar ide utama yang direncanakannya. Pada waktu penyusun
khotbah meneruskan kebenaran utama yang satu ini dalam khotbahnya, hal ini juga
akan menolong dia mengenal apa yang tepat dan apa yang harus dikeluarkan dari
khotbah itu. Tetapi bila proposisi tidak dirumuskan dengan benar, maka seluruh
struktur pikiran menjadi lemah dan tidak teratur.
· Proposisi
menunjukkan dengan jelas arah khotbah kepada jemaat
Proposi
yang benar bukan saja berguna bagi pengkhotbah, tetapi juga bagi jemaat. Dan
dilain pihak, jika ada permulaan pengkhotbah dapat menyatakan dengan jelas arah
yang hendak diambilnya, maka ia memungkinkan pendengarnya mengikutinya berita
degan pengertian yang mudah dipahami.
PROSES
PENGEMBANGAN PROPOSISI
·
Penelitian exegetika lengkap dengan nats
Menjelaskan dalam Bab 2 dan 3
bahwa penyelidikan seksama akan teks tak dapat dihindarkan bila hendak memahami
arti sebenarnya (exegesis) yang merupakan syarat multak untuk penafsiran bagi
Firman Allah.
·
Perumusan ide exegetika dalam nats
Menemukan ide utama dalam nas
Alkitab. Penggunaan kata anya yang lazim, seperti siapa, apa, mengapa,
bagaimana, bilamana, dan dimana terhadap isi nas, banyak sekali menolong penyusun
khotbah untuk menentukan pokok. Contoh nya di Markus 16:1-4. Kita bertanya “Nas
ini berbicara kepada siapa? Adakah Nas ini berpusat pada rempah-rempah atau
batu aaukah ada Hubungan dengan persoalan yang dibicarakan wanita-wanita itu?”
pemikiran selanjutnya adalah menunjukkan bahwa unsur pokok dalam cerita ini
adalah “wanita-wanita yang datang ke kubur untuk meminyaki tubuh Yesus”
demikianlah kita akan menemukan nats tersebut.
Contoh kedua dapat kita pakai di
Galatia 3:13. Kita dapat pokok inti pembahasannya adalah apa yang dibicarakan
ayat ini adalah penebusan dari kutuk hokum Taurat. Apa yang dikatakan Galatia
3:13 mengenai penebusan kita dari kutuk hukum taurat, ialah bahwa itu
dilaksanakan oleh Kristus yang menanggung kutuk ganti kita sewaktu Ia tergantung
di salib.
·
Penemuan suatu satu kebenaran utama yang
disarankan nats
Ide exegetika
biasanya berbeda dengan proposisi atau ide homiletika. Ide exegetika itu tidak
terdiri atas suatu kebenaran dasar, maka hamba Allah harus bertanya pada
dirinya, “Apa yang dikataan oleh teks ini kepada saya?” atau “apakah kebenaran
kekal dan utama yang hendak diajarkan nas ini?”. Pada tahap ini orang yang
menggali Firman Allah merasa bagaimana pentingnya bersandar pada Roh Allah
untuk menerangkan kepadanya pelajaran rohani tertentu yang dikehendaki Tuhan
bagi jemaat-Nya dari teks Firman Tuhan.
Contoh
ide exegetika;
Ezra 7:10 “Ezra menetapkan hatinya
agar menjadi orang yang dipakai Allah di Israel.” Kebenaran kekalnya dapat
dirumuskan “ Allah memakai orang yang mendahulukan hal-hal yang utama.”
·
Pernyataan proposisi dalam bentuk kalimat
yang ringkas dan tegas.
Proposisi juga dapat mendesak
pengkotbah atau menyusun kembali seluruh rencana khotbahnya agar dapat
mengembangkan dengan sbenarnya prinsip penting yang satu itu kepada jemaat.
PRINSIP-PRINSIP PERUMUSAN PROPOSISI
·
Proposisi haruslah suatu pernyataan yang
mengungkapkan satu ide utama atau ide penting dari khotbah dalam satu kalimat
sempurna
Jika dirumuskan dengan benar, proposisi
akan menlancarkan kesatuan susunan struktur pikiran dalam khotbah. Jika lebih
dari satu ide diperkenalkan dalam proposisi, maka kesatuan seluruh susunan akan
rusak. Itulah mengapa sebuah ide pentig dari khotbah dapat dinyatakan dalam
satu pikiran lengkap, ide itu harus dinyatakan dalam satu kalimat sempurna.
·
Proposisi haruslah suatu kalimat yang
menyatakan sesuatu
Suatu tesis atau kaliamt pokok, haruslah
suatu pernyataan yang positif dan tegas, bukanlah pernyataan yang negatif.
·
Proposisi haruslah satu kebenaran kekal
yang biasanya dinyatakan dalam kalimat pernyataan bentuk sekarang
Proposisi adalah suatu prinsip atau
kebenaran yang selalu berlaku dan umum, dan merupakan norma untuk tingkah laku
dan hidup, maka itu proposisi sesuai dengan ajaran Alkitab.
·
Proposisi harus dinyatakan dengan sederhana
dan jelas
Jangan sekali-kali ada kekaburan dalam pernyataan kalimat
pokok. Meski ide homiletika harus dinyatakan dengan jelas, tidaklah perlu
menggunakan bahasa yang muluk-muluk sebaliknya, kata-kata haruslah sederana dan
jelas sehingga maksudnya segera ditangkap oleh pendengar.
·
Proposisi haruslah menyatakan suatu
kebenaran yang penting sekali
Tesis yang diungkapkan harus
merupakan inti khotbah, harus diungkapkan dalam kata-kata yang berarti bagi
kehidupan banyak orang. Karena itu, pengkhotbah harus berusaha merumuskan
kalimat pokoknya sebagai apa yang disebut ide besar, suatu konsepsi yang
menyatakan sesuatu yang perlu dan amat penting. Dengan kata lain, kaliamt harus
berbotot dan penuh arti bagi pendengar yang memiliki berbagai macam sifat.
·
Proposisi haruslah sesuatu yang khusus
Kebenaran kekal yang dinyatakan
dalam proposisi harus dibatasi atau disingkatkan menjadi suatu konsepsi khusus.
Apabila ide besar itu dinyatakan dengan kata-kata yang terlalu umum, maka itu
kurang kuat sehingga tidak akan menggairahkan minat pendengar.
·
Proposisi harus dinyatakan sesingkat
mungkin namun tetap mudah untuk dipahami
Suatu tesis yang efektif haruslah
dirumuskan dengan kalimat yang sesingkat-singkatnya, dan harus jelas. Dalam
merumuskan preposisi sangat penting menghindari pernyataan yang bertele-tele.
Proposisi adalah kalimat sederhana yang kena dan singkat.
CARA MENGHUBUNGKAN PROPOSISI DENGAN
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
Biasanya
proposisi dihubungkan dengan kerangka khotbah oleh satu pertanyaan yang diikuti
oleh suatu kalimat peralihan. Kata Tanya yang biasa digunakan adalah mengapa,
bagaimana, apa, bilamana, dank e mana. Tentunya kalimat Tanya
tersebut akan membibing kita kepada kalimat peralihan.
Kalimat
peralihan selalu berisi satu kata kunci yang menggolongkan atau menggambarkan
sifat judul-judul utama dalam kerangka khotbah. Dan kata kunci adalah suatu
alat homiletika yang berguna karena memungkinkan kita menggolongkan
bagian-bagian utama khotbah dalam kerangka.
KEDUDUKAN PROPOSISI DALAM KERANGKA
KHOTBAH
Proposisi
pada umumnya harus muncul pada akhir pendahuluan. Yaitu pendahuluan yang
mengarah kepada proposisi yang bersama-sama kalimat Tanya dan kalimat peralihan,
menuju ke tubuh khotbah. Contoh:
Judul:
“Mazmur Kepuasan Hati”
Teks: Mazmur 23
Pendahuluan:
1. Gembala di Amerika Serikat, dengan
kawanan domba sebanyak 1200 ekor tak dapat memberikan perhatian pribadi kepada
domba itu.
2. bandingkan dengan gembala dalam Mazmur
ini-seolah-olah Ia hanya mengurus seekor domba saja.
3. Setiap anak Tuhan dapat mengenali
dirinya sebagai domba yang dibicarakan di Mazmur ini.
Proposisi:
Kepuasan hati adalah hak istimewa setiap anak Than.
Kalimat
Tanya: Atas dasar apakah kepuasan hati itu?
Kalimat
peralihan: Anak Tuhan belajar dari Mazmur ini bahwa sebagai domba Tuhan
kepuasannya berdasarkan tiga fakta yang berhubungan dengan domba.
I.
Gembala domba (ayat 1)
II.
Persediaan untuk domba (Ayat 2-5)
III.
Harapan domba (ayat 6)
Hal ini menggunakan pendekatan deduktif.
Metode yang mayoritas banyak di pakai oleh orang-orang.
Bab 8. Bagian-Bagian
Ditinjau dari definisi yang dimaksudkan
bagian-bagian adalah bagian-bagian utama satu khotbah yang teratur. Suatu
Khotbah yang direncanakan dengan baik akan dibagi atas bagian-bagian yang nyata
dan setiap pelengkapnya itu menyokong/menopang kesatuan khotbah itu.
Nilai
Bagian-bagian bagi Pengkhotbah:
Bagian-bagian
membantu kejelasan pikiran
Khotbah yang baik, tidak dibangun dari ide-ide yang kabur atau tidak jelas.
Disiplin mengatur materi khotbah dalam suatu susunan yang teratur mendorong
pengkhotbah untuk menyatakan pikirannya dengan tepat dan jelas. Berita akan
menjadi jelas dalam pikiran pengkhotbah bila telah disusun dengan teratur.
Bagian-bagian
membantu kesatun pikiran
Kesatuan pikiran sangat penting dalam penyusunan khotbah,
karena pengkhotbah akan dapat mengelompokkan khotbahnya di bawah berbagai
pokok. Hal-hal yang tidak ada hubungannya akan terdeteksi sewaktu ia berusaha
menghubungkan setiap bagian dengan ide pusat khotbah.
Bagian-bagian
membantu pengkhotbah dalam mneguraikan suatu pokok dengan baik
Disaat mengatur materi khotbah, seorang pengkhotbah akan
dapat melihat pokok secara keseluruhan, aneka aspek pokok, dan hubungan antara
tiap-tiap bagian. Hal-hal yang tak bertalian juga akan terlihat yang tidak
perlu disampaikan , dan dikeluarkan dari khotbah.
Bagian-bagian
memungkinkan pengkhotbah mengingat butir-butir utama khotbahnya
Kesalahan yang sering terjadi adalah ketika pengkhotbah
lebih sering melihat catatannya dan bukannya memandang muka jemaat-nya.
Pengkhotbah yang mengatur khotbahnya dengan baik akan terhindar dari kesalahan
ini.
Maka itu menyusun bagian dengan baik akan membantu
mengingat setiap susunan bagian yang hendak disampaikan.
Nilai
bagian-bagian bagi jemaat:
Pembagian
membuat butir-butir utama khotbah itu jelas
Sewaktu pengkhotbah menyampaikan bagian-bagian dan
bergerak maju dari satu butir utama ke butir selanjutnya, pendengar sanggup
mengenal hubungan dari bagian yang satu dengan bagian yang lain dan juga dapat
menangkap kemajuan yang nyata dalam uraian itu. Menjadi lebih mudah bagi
pendengar untuk mengikuti suatu pesan lisan bila mana ide-ide utamanya tersusun
dan dinyatakan dengan jelas daripada bila ide-ide tak teratur dan tak ada
hubungannya.
Pembagian
menolong ingatan pendengar untuk mengingat hal-hal penting dari khotbah
Bagian-bagian yang disampaikan akan lebih diingat oleh
pendengar, karena pendengar lebih sering mengingat hal-hal pokok yang
disampaikan oleh seorang pengkhotbah. Dan setiap bagian akan berfungsi sebagai
“paku” dimana ia dapat menggantungkan kebenaran yang telah ia dengar.
Prinsip-prinsip persiapan bagian-bagian utama
Bagian-bagian
utama harus timbul dari proposisi, dengan setiap bagian utama menyokong Pengembangan
atau uraian proposisi.
Bagian-bagian utama adalah
pembentangan atau pengembangan proposisi. Setiap bagian utama haruslah diambil
dari tesis, fungsinya itu sebagai penjelasan konsepsi yang terdapat didalamnya.
Setiap bagian harus memperluas ide yang dinyatakan dalam proposisi.
Bagian-bagian
utama harus berbeda sama sekali satu dengan yang lain
Bagian utama diambil dari
atau menguraikan proposisi, namun berbeda satu sama lain. tidak ada tumpang
tindih dalam bagian-bagian utama.
Bagian-bagian utama harus diatue agar bergerak maju
secara bertahap
Meski setiap bagian utama
berperan serta dalam mengembangkan proposisi, tetapi bagian itu juga harus
diatur agar menunjukkan pemikiran yang bergerakn maju.
Apabila proposisi merupakan pernyataan yang memerlukan
bukti, bagian-bagian utama harus membicarakannya secara mendalam atau
mempertahankannya dengan baik.
Proposisi yang disampaikan
harus terbukti, agar pendengar dapat mengerti dengan lebih baik lagi dan
mendengar khotbah yang dapat mempertahankan mereka untuk terus memperhatikan.
Dalam situasi ini sangat penting bahwa semua bagian yang perlu untuk
pengembangan ide homiletikanya dimasukkan dalam khotbah.
Setiap bagian utama harus berisi satu ide dasar
Jika membatasi bagian utama
pada satu ide tunggal, maka semua yang berada di bawah bagian itu akan berpusat
pada satu konsep dasar itu.
Bagian-bagian utama harus dirumuskan dengan jelas. Setiap
bagian harus berhububungan sedemikian rupa dengan kalimat tanya dan kalimat
peralihan sehingga menyatakan satu ide yang lengkap.
Setiap bagian, dijelaskan
agar langsung dimengerti oleh pendengar dan mencapai maksud pengkhotbah sewaktu
ia menghubungkan kalimat peralihan dan kalimat tanya dengan setiap bagian
utamanya, maka bagian utama itu mengungkapkan suatu ide yang lengkap.
Rencana khotbah hendaknya disajikan dengan aneka ragam
cara dari minggu ke minggu
Tidaklah perlu selalu
menyebut urutan angka bagian-bagian utama, sebagai gantinya dapat menunjuk
proporsisi setiap kali kepala bagian baru disajikan. Ada juga keadaan di mana
sebaiknya bagian-bagian utama jangan diumumkan secara formal, karena tidak ada
aturan tetap kapan pengkhotbah tak perlu menyebut bagian-bagian khotbahnya.
Bagian-bagian utama hendaknya disusun sejajar
Susunan sejajar adalah
pengaturan kerangka dalam bentuk simetris sehingga bagian-bagiannya seimbang
dan cocok satu dengn yang lain. maka judul-judul utama khotbah akan mengikuti
pola yang sama.
Peralihan
Kalimat peralihan perlu agar
dengan lancar menghubungkan proposisi dengan tubuh khotbah. Maka itu diperlukan
peralihan yang disusun dengan saksama apabila bergerak dari satu bagian utama
khotbah ke bagian berikutnya.
Prinsip-prinsip
bagi persiapan bagian-bagian tambahan
Bagian-bagian tambahan diperoleh dari bagian-bagian
utamanya masing-masing dan harus merupakan perkembangan yang logis dari bagian
utama.
Fungsi bagian tambahan ialah
mengembangkan pikiran yang terdapat dalam bagian utama. Bagian tambahan hanya
dapat mencapai maksudnya apabila ide-ide yang terungkap berhubungan langsung
dengan dan berasal dari bagian utama.
Bagian-bagian tambahan hendaknya tersusun sejajar
Seperti dalam hal
bagian-bagian utama, maka bagian-bagian tambahan itu harus simetris atau
seimbang. Pola yang ditetapkan oleh bagian tambahan yang mula-mula di bawah
bagian utama yang pertama hendaknya diikuti dalam semua bagian tambahan pada
kerangka itu.
Bagian-bagian tambahan hendaknya terbatas jumlahnya.
Jumlah bagian-bagian tambahan
di bawah sebuah bagian utama bergantung pada topik yang sedang dibicarakan atau
pada isi teks. Pada umumnya tidak boleh ada lebih dari tiga atau empat bagian
tambahan di bawah satu bagian utama, sebaiknya bagian-bagian tambahan dibatasi
agar kerangka utama tertimpa karena terlalu banyaknya bagian tambahan tersebut.
Seperti dalam hal bagian-bagian utama, bagian-bagian
tambahan tidak perlu menuruti sususan dalam teks
Bagian tambahan yang baik adalah jika mengikuti sususan
teks di dalam bagian utama. Namun demi perkembangan logis adakalanya dalam
kerangka perlu sekali dipakai urutan yang berbeda daripada yang terdapat dalam
nas Alkitabnya.
Bab 9 à Diskusi
Diskusi
adalah pembentangan ide-ide yang terdapat dalam bagian-bagian itu. Seorang
pengkhotbah harus memiliki pengetahuan dan kemampuan kreatif saat berdiskusi.
Sifat-sifat
diskusi
1.
Kesatuan
2.
Perimbangan
3.
Gerak maju
4.
Keringkasan
5.
Kejelasan
6.
Daya hidup
7.
Keserberagaman
Sumber-sumber
bahan untuk diskusi
1.
Alkitab
2.
Kepustakaan
lain
3.
Pengalaman
4.
Pengamatan
terhadap dunia di sekitar
5.
Daya khayal
Proses
retoris dalam mengembangkan kerangka khotbah
1.
Penjelasan
a.
Terlibat
dalam penjelasan teks
i. Konteks
ii. Refrensi silang
iii. Penggunaan hukum-hukum bahasa
iv. Latar belakang sejarah dan kebudayaan
b.
Mengupas
suatu bagian yang sulit
Pengkhotbah harus menerangkan arti bagian Alkitab itu
dengan jelas kepada jemaatnya
c.
Menguraikan
seluk-beluk teks
Pengkhotbah yang dengan rajin
mempelajari Alkitab, juga akan mendapati bahwa dengan memeriksa seluk-beluk
atau kata-kata yang penting dalam suatu bagian, ia dapat menemukan
prinsip-prinsip atau kebenaran-kebenaran yang dikemukakan oleh teks.
2.
Argumentasi
a.
Metode-metode
argumentasi
i.
Penggunaan
ayat Alkitab
ii.
Penalaran
yang logis
iii.
Kesaksian
iv.
Urutan
yang logis dalam kerangka khotbah
b.
Peringatan
dalam menggunakan argumentasi
Bila khotbah sebagian besar berisi argumentasi, maka
kemungkinan besar khotbah itu menjadi terlalu berat dan membosankan.
3.
Kutipan-kutipan
Kutipan sangat membantu
dalam mengembangkan kerangkan khotbah. Terdapat sedikitnya empat jenis kutipan
yang dapat digunakan dalam khotbah.
a.
Ayat-ayat
Alkitab
b.
Ungkapan-ungkapan
singkat yang tegas
c.
Pernyataan
yang berasal dari sumber-sumber yang berwewenang
Lukisan-lukisan
Definisi
Arti kata “melukiskan” adalah menjelaskan dengan
menggunakan contoh-contoh. Jadi, suatu lukisan adalah cara untuk memberi
keterangan tentang suatu khotbah dengan menggunakan contoh. Lukisan dapat
berubah perumpamaan, ibarat, kiasan, cerita, dan sebagainya.
Nilai
lukisan
Lukisan bukanlah faktor yang paling penting, penafsiran
yang berisi pokok berita si pengkhotbah, adalah yang paling penting. Lukisan
digunakan agar pendengar lebih mudah mengerti apa yang disampaikan pengkhotbah.
Beberapa keuntungan menggunakan lukisan :
a.
Memberi
kejelasan khotbah
b.
Membuat
khotbah menarik
c.
Menjadikan
kebenaran itu hidup
d.
Menegaskan
kebenaran
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam penggunaan lukisan.
a.
Gunakanlah
lukisan-lukisan yang cocok
b.
Pastikanlah
bahwa lukisan-lukisan itu jelas
c.
Gunakan
lukisan-lukisan yang dapat dipercaya
d.
Sebutkan
fakta-fakta lukisan itu dengan tepat
e.
Pada
umumnya, gunakanlah lukisan-lukisan yang agak singkat
f.
Gunakanlah
diskriminasi ketika memilih lukisan-lukisan
Bab 11 à Penerapan
Definisi
Penerapan sebagai proses retoris yang menyampaikan
kebenaran secara langsung dan secara pribadi kepada tiap-tiap orang agar dapat
meyakinkan mereka untuk menanggapinya sebagai mana mestinya. Definisi ini
meliputi pembicara maupun para pendengar.
Waktu untuk
menggunakan penerapan
Penerapan harus ditetapkan oleh isi khotbah. Penerapan
dibuat dalam hubungan dengan setiap kebenaran rohani yang dibicarakan. Himbauan
terjalin dengan seluruh susunan khotbah, dan kebenaran-kebenaran itu diterapkan
sementara pembicaraan berlangsung.
Prasyarat
untuk penerapan yang efektif
Tugas pengkhotbah selain menghubungkan ayat-ayat firman
Tuhan sedemikian rupa dengan jemaatnya sehingga mereka menyadari bahwa
kebenaran itu berlaku untuk mereka
Enam prasyarat untuk menghasilkan penerapan yang efektif:
a.
Penting
sekali bahwa pengkhotbah itu seorang yang hidup dekat dengan Allah
Pengkhotbah yang baik dan menggugah hati nurani bukan
lahir dari tehnik yang baik dalam menyampaikan firman melainkan dari
persekutuan yang erat terus-menerus dengan Allah
b.
Agar
pendeta berhasil menghubungkan Alkitab kepada masa kini, ia harus berpendidikan
yang baik
Seorang gembala harus mempunyai pendidikan akadepmis yang
luas, dengan pengetahuan yang cerdas baik mengenai Alkitab maupun mengenai
persoalan-persoalan manusia. jikalau seorang pendeta hendak menerapkan
kebenaran secara efektif pada jemaatnya.
c.
Persyaratan
lain yang harus dipenuhi oleh pengkhotbah jikalau ia mau menerapkan kebenaran
secara efektif, ialah pengertian mengenai sifat manusia.
Sangatlah penting pengkhotbah mempunyai pengertian akan
sifat manusia, dengan banyak kerumitannya. Jika ia mau berhasil dalam
meyakinkan orang, maka ia harus mengetahui bagaimana orang-orang itu diyakinkan
dan juga harus mengerti watak, sikap, cita-cita dan minat mereka yang
berbeda-berbeda itu.
d.
Agar dapat
menghubungkan kebenaran rohani Alkitab dengan problema-problema dan
keadaan-keadaan jemaatnya, maka pendeta harus mempelajari kondisi dan
keterlibatan mereka.
e.
Persyaratan
selanjutnya bagi seorang pendeta yang ingin menyampaikan Firman Allah dengan
efektif ialah bahwa ia harus berbicara dengan wajar ( tidak dibuat-dibuat)
f.
Akhirnya,
agar pendeta memperoleh tanggapan yang tepat kepada khotbahnya, ia harus
semata-mata mengandalkan pekerjaan Roh Allah.
Prinsip-prinsip
untuk menjadikan kebenaran Alkitab relevan
a.
Hubungkan
khotbah dengan problema-problema dan kebutuhan-kebutuhan dasar umat manusia
b.
Gunakanlah
daya khayal sedemikian rupa sehingga adegan-adegan dan tokoh-tokoh Alkitab
menjadi hidup sekarang ini
c.
Gunakanlah
lukisan-lukisan yang menunjukkan bagaiman kebenaran dapat diterapkan dalam
kehidupan jemaat saudara dalam lingkungan sehari-hari
d.
Ambilah
dari teks prinsip-prinsip umum yang cocok untuk segala waktu
e.
Pastikanlah
bahwa setiap penerapan sesuai degan kebenaran dalam bagian yang diuraikan
f.
Pada
umumnya, penerapan hendaknya khusus atau tegas
g.
Doronglah
para pendengar dengan motivasi yang benar
h.
Hubungkan
kebenaran dengan zaman
Bab 12 à Kesimpulan
Definisi
Kesimpulan adalah klimaks seluruh khotbah, di mana
satu-satunya tujuan tetap pengkhotbah mencapai sasarannya dalam bentuk kesan
yang sangat kuat. Maka kesimpulan bukanlah tempat untuk memperkenalkan gagasan
atau sanggahan baru. Maksudnya hanyalah semata-mata menekankan, menetapkan
kembali, meneguhkan, atau mematangkan
apa yang telah dinyatakan dalam khotbah, dengan sasaran menginsafkan para
pendengar akan tujuan utama khotbah tersebut. Kesimpulan merupakan unsur yang
paling kuat dalam seluruh khotbah.
Bentuk-bentuk
kesimpulan
Ikhtisar
Kesimpulan jenis ini dipakai bilaman khotbah dibangun
atas serangkaian alasan atau gagasan yang perlu diperhatikan dengan teliti pleh
jemaat jika mereka hendak mengikuti jalan pikiran pengkhotbah.
Lukisan
Lukisan dapat digunakan dengan
tujuan menerapkan kesimpulan yang memadai. Cara ini dapat membuat jemaat
mengingat pelajaran rohani dari khotbah yang didengar
Penerapan atau
himbauan
Pengkhotbah hendaknya mengakhiri
khotbahnya dengan suatu penerapan atau himbauan langsung, di mana ia meminta
jemaat menanggapi kebenaran-kebenaran yang telah dipaparkan dalam khotbahnya.
Prinsip-prinsip
untuk persiapan kesimpulan
a.
Harus singkat
b.
Harus
sederhana
c.
Kata-kata
terakhir haruslah dipilih dengan teliti dan bijaksana
a.
Dengan
tegas dan hidup mengemukakan kembali
b.
Suatu
kutipan dari teks sendiri
c.
Kutipan
ayat lain dari Firman Allah yang sesuai dengan khotbah
d.
Kutipan
suatu syair yang sesuai atau satu atau dua bait dari nyanyian
e.
Suatu
tantangan atau himbauan yang tegas
d.
Kesimpulannya
ya harus dinyatakan dalam kerangka dalam kalimat singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar